Pondok Pesantren Bukan Sarang Teroris

ROKAN HULU(Segmen.news)- Kakan Kemenag Rohul Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA menyatakan bahwa Pondok Pesantren bukanlah sarang teroris dan bukan bertugas mencetak para  teroris.

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang telah teruji dan terbukti mencetak putra/i bangsa Indonesia menjadi manusia Indonesia seutuhnya, manusia yang berkarakter, cinta tanah air, setia pada Pancasila dan UUD 1945.

Dikatakannya, adanya anggapan atau stikmatisasi akhir-akhir ini yang menyatakan bahwa pondok pesantren  sarang teroris adalah sesuatu yang tidak beralasan, terkesan mengada-ada dan tidak memenuhi logika akal sehat.

Stikmatisasi ini adalah salah satu bentuk kekalutan berfikir, mencari kambing hitam secara tidak beralasan, atau bahkan ada pesan sponsor, dalam rangka menghancurkan lembaga pendidikan pondok pesantren. Stikmatisasi ini hanya diberikan oleh orang-orang yang tidak mengerti tentang pondok pesantren, tegas Ahmad Supardi.

Menurut Ahmad Supardi, sejarah mencatat bahwa sebelum Indonesia merdeka, pondok pesantren adalah satu-satunya tempat belajar bagi pribumi, yang dapat mencetak pejuang-pejuang bangsa dalam rangka kemerdekaan Republik Indonesia.

Peranan pondok pesantren pasca kemerdekaanpun sangatlah penting sebab alumninya bertebaran di seluruh pelosok tanah air dan mereka inilah yang banyak berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia, terangnya.

Ditambahkannya, slogan-slogan perjuangan untuk membakar semangat juang para pejuang kemerdekaan adalah menggunakan kalimat “Allohu Akbar”. Sungguh ini tak dapat dipungkiri adalah ciri khas orang pondok pesantren.

Oleh karena itulah Kakan Kemenag Rohul berharap kepada seluruh komponen bangsa ini dan termasuk orang-orang yang sedang menikmati kue kesejahteraan negeri ini, agar membuka mata, telinga dan hati, untuk melihat yang sesungguhnya dalam pondok pesantren.

Jangan hanya karena segelintir orang yang tidak bertanggungjawab, apalagi karena pesanan orang lain, lembaga pendidikan pondok pesatren dijadikan kambing hitam, untuk selanjutnya dibubabarkan, terang Ahmad Supardi Hasibuan. (rls/Snc)