Jakarta (segmennews.com)-Positifnya indeks ISM manufaktur Amerika Serikat (AS) mendorong penguatan di mata uang regional sehingga berdampak pada rupiah.
Di pasar uang hari ini, rupiah ditransaksikan cenderung menguat di kisaran 9.565-9.590 per dolar AS. Rupiah mengikuti mata uang euro yang menguat setelah Negeri Abang Sam merilis data manufaktur bulan September.
“Data manufaktur AS naik secara tidak terduga dari 49,6 pada bulan Agustus menjadi 51,5 pada bulan September,” ujar Lana Soelistaningsih, ekonom dari PT Samuel Sekuritas Indonesia.
Menurut Lana, indeks ISM manufaktur AS yang kembali di atas level 50 mengindikasikan ekonomi yang normal. “Ini sekaligus mengurangi kekhawatiran investor atas perlambatan ekonomi AS,” ujar Lana.
Pidato Kepala Bank Sentral AS (The Fed), Ben Bernanke, yang menjamin bahwa the Fed akan mengambil kebijakan moneter yang sangat akomodatif untuk memulihkan ekonomi ikut menambah sentimen positif.
Cerahnya data manufaktur telah mendorong penguatan nilai tukar euro terhadap dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi Spanyol dan Italia.
Euro pagi ini ditransaksikan menguat di kisaran US$ 1,2899 hingga US$ 1,6136. “Sedangkan untuk rupiah berpotensi menguat tipis ke kisaran 9.560 hingga 9.570 per dolar,” kata Lana.
Angka inflasi September 2012 yang diumumkan BPS kemarin sebesar 0,01 persen. Sementara itu, kinerja neraca perdagangan Agustus 2012 mencatat surplus US$ 248,5 juta. Kinerja ekspor masih melemah karena turunnya harga komoditas. Namun, nilai impor turun karena pelemahan nilai tukar rupiah.