Mencari Solusi Krisis Listrik di Pelalawan

Gardu Penambahan daya PLN di Pelalawan (hr)

Pangkalan Kerinci (Segmennews.com)- Lima bulan terakhir, warga Kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan dibuat ‘gelisah’ akibat pemberlakuan pemadaman bergilir oleh PLN setempat.

Dalam situasi tak menentu tersebut, Pemerintah Kabupaten Pelalawan pun akhirnya berusaha keras untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas 20 Megawatt (MW).

Penyaluran listrik di Kota Pangkalan Kerinci selama ini ditangani PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Tuah Sekata. Hanya saja, kedua perusahaan ini masih mengandalkan suplai daya listrik dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) melalui PT Riau Prima Energi (RPE).

Tak mengherankan, ketika pasokan listrik dari RPE terganggu akibat adanya kerusakan pada salah satu mesinnya, PT PLN dan BUMD Tuah Sekata dibuat kelimpungan. Pemberlakuan pemadaman bergilir pun terpaksa dilakukan, terutama pada saat beban puncak mulai petang hingga malam.

Salah seorang penggagas berdirinya Kabupaten Pelalawan, HT Saheran mengaku prihatin atas kondisi kelistrikan di Pangkalan Kerinci. “Masyarakat mengeluhkan pemadaman listrik bergilir, terutama pelanggan listrik BUMD Tuah Sekata. Pemadaman sangat mengganggu aktivitas warga sehari-hari,” tuturnya.

Tokoh masyarakat, yang juga ketua RW di lingkungan tempat tinggalnya di Jalan Raya Lintas Timur Pangkalan Kerinci ini mengungkapkan, pemadaman bergilir juga membuat dunia usaha terganggu. “Kondisi ini harus segera diatasi, pihak-pihak terkait harus duduk bersama,” pintanya.

Di tempat terpisah, Direktur Utama BUMD Tuah Sekata, Fakhrullazi mengaku bisa memahami kekecewaan pelanggan atas kondisi ini. Dia memastikan, pemadaman listrik pelanggan tidak ada unsur kesengajaan. “Pemadaman itu pilihan sulit dan kami terus berupaya agar listrik stabil,” katanya.

BUMD Tuah Sekata, saat ini memiliki lebih dari 3 ribu pelanggan di kalangan masyarakat. Pelanggan terbesarnya berasal dari instansi pemerintahan. Dengan jumlah pelanggan itu,  Tuah Sekata baru mampu memenuhi pasokan sebanyak 2 MW dari sekitar 3 MW.

Fakhrullazi mengakui, pembangunan PLTG merupakan solusi tepat untuk mengatasi krisis listrik, khususnya di Kabupaten Pelalawan. Tak heran, dia pun berharap program pembangunan PLTG bisa selesai tepat waktu. (hr/snc)