Siak (SegmenNews.com) – Hari ini alat cuci darah atau yang disebut Haemodialisa (HD) yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siak sudah bisa dioperasikan, hal ini berdasarkan hasil visitasi yang dilakukan langsung oleh ketua Pernefri Korwil Sumbar-Riau Dr. Syaiful Azmi, SpPD-KG, Rabu (26/3) di RSUD Siak.
Pada kesempatan tersebut Syaiful Azmi menyampaikan, Siak sudah sewajarnya memiliki alat ini, hal itu berdasarkan data jumlah penduduk yang ada.
Semenjak dibeli pada tahun 2011 lalu, alat kesehatan (alkes) Haemodialisa (HD) yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siak belum ada belum difungsikan, padahal alat tersebut nilainya miliaran rupiah.
Berkaitan hal itu, RSUD Siak berjanji akan mengoperasikan alat tersebut mulai tanggal 27 Maret kemarin. Sementara untuk alat lain yakni Ct Scan, akan menyusul dioperasikan kemudian hari setelah dokter spesialis radiology dari USU sampai di Siak.
“Insya Allah, mudah-mudahan tidak ada aral melintang, untuk HD sudah bisa dioperasikan pada tanggal 27 Maret, sementara CT Scan, kami masih menunggu dokter spesialis radiology yang kita datangkan dari USU,” ujar direktur RSUD Siak, Hj Ulfah Hanum SKM MKL kepada wartawan, Jumat (22/3) di Siak.
Ulfah Hanum menjelaskan, sebetulnya St scan dan HD tersebut sebelumnya sudah pernah dioperasikan, namun kemudian terhenti seiring habisnya kontrak kerja dokter spesialis radiology di rumah sakit milik pemkab Siak tersebut.
Pengoperasian salah satu alkes dari dua alkes pada Maret ini, menjadi bukti komitmen Ulfah terkait janjinya diawal dirinya menjabat direktur RSUD menggantikan direktur lama, Sumiati. “Saya janji dibulan Maret nanti alkes tersebut sudah bisa dioperasikan,” katanya kala diwawancarai wartawan akhir Februari 2013 lalu terkait alkes HD dan Ct Scan yang terkesan hanya jadi pajangan karena tidak juga dioperasikan.
Dijelaskan Ulfah, tidak dioperasikannya ke dua jenis alat kesehatan tersebut selama ini bukanlah karena unsur kesengajaan, melainkan karena belum kelarnya perizinan operasional dan ketiadaan dokter spesialis dibidangnya.
“Untuk mengoperasikan ct scan, dibutuhkan seorang dokter spesialis radiologi sebagai penanggung jawabnya dan ini lah yang dulu tidak kita miliki, saat ini melalui koordinas kita dengan pihak USU, alhamdulillah tinggal menunggu saja,” imbuh Ulfa Hanum. (F3)
Ditambahkannya, untuk alkes haemodialisa (HD) sebenarnya dokter spesialis internis yang disyaratkan sudah ada, namun sayangnya perijinannya belum rampung, sehingga tiga unit alat cuci darah senilai Rp 1,2 miliar tersebut tidak berbeda nasibnya dengan alkes ct scan yang konon harga belinya mencapai Rp 7 miliar lebih.
Selain masalah itu, ada kendala lain yang menyebabkan alkes haemodialisa belum difungsikan, yakni belum dilakukannya uji kelayakan (vesitasi) terhadap alat tersebut
“Makanya izin operasionalnya belum keluar, karena visitasinya belum dilakukan. Alhamdulillah saat ini Visitasi untuk HD sudah dilakukan oleh Persatuan Vefrologi Indonesia (Pervepsi) yang untuk Kabupaten Siak masuk wilayah regional Sumatera Barat, makanya sudah bisa dioperasikan,” ungkap Ulfa Hanum
Disampaikan Ulfa, Mulai Rabu 27/3 mendatang, pihak RSUD Siak mempersilahkan kepada masyarakat kabupaten Siak yang memerlukan pelayanan alat cuci darah di RSUD Siak, sehingga tidak harus jauh-jauh ke daerah lain.(adv)