Rokan Hulu (SegmenNews.com)– Kepala Kantor (Kakan) Kementerian Agama (Kemenag) Rokan Hulu (Rohul), Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA, serahkan 51 (Surat Keputusan (SK) inpassing guru madrasah non PNS se Rohul, bertempat di aula Kemenag Rohul, Pasir Pengaraian, Selasa (16/4/2013).
SK tersebut ditandatangani oleh Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI atas nama Menteri Agama RI, yang menetapkan pangkat dan golongan bagi guru madrasah non PNS, sehingga guru yang bersangkutan disetarakan dengan PNS dari sisi kepangkatan dan golongannya, hanya saja tidak pakai NIP, terang Kakan Kemenag.
Menurut Kakan, ini adalah salah satu bentuk perhatian dari Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Agama, akan nasib dan masa depan guru madrasah non PNS, sehingga dilakukan inpassing atau penyetaraan, sesuai dengan pangkat dan golongan PNS.
Dikatakannya, penetapan inpassing ini akan berdampak pada penghargaan dan atau kesejahteraan para guru madrasah tersebut. Diharapkan, pihak madrasah atau yayasan atau komite, dapat membayar honor para guru tersebut, sesuai dengan pangkat dan golongan yang telah ditetapkan pemerintah.
Bila yang bersangkutan pangkat dan golongannya Penata Muda (III/a) dengan kualifikasi sarjana dengan estimasi masa kerja 0 s/d 4 tahun, maka honorariumnya di atas Rp 2 juta per bulan, sesuai dengan standar guru PNS. Jika pangkat dan golongannya Pembina (IV/a) dengan estimasi masa kerja 15 tahun, maka honorariumnya Rp 3,2 juta per bulan, sebagaimana halnya guru PNS.
Ahmad Supardi lebih lanjut menjelaskan, inpassing ini akan sangat berpengaruh pada pembayaran tunjangan profesi. Pembayaran tunjangan profesi guru non PNS selama ini Rp 1,5 juta perbulan secara pukul rata. Ke depan, pembayaran tunjangan profesi akan disesuaikan dengan pangkat dan golongannya.
Jika pangkat dan golongan Penatara Muda (III/a), maka tunjangan profesinya Rp 2 juta per bulan atau setara dengan Rp 24 juta per tahun. Tetapi jika pangkat dan golongan Pembina (IV/a), maka tunjangan profesinya Rp 3,2 juta setiap bulannya atau setara dengan Rp 38,4 juta setahun. Namun masih menunggu juknis dan juklaknya baru bisa dibayar, tegas Ahmad Supardi.
Dengan ditetapkannya inpassing ini, maka kesejahteraan guru madrasah non PNS ke depan akan semakin baik, sesuai dengan pengabdian yang telah diberikannya dalam mendidik, membina, dan mengarahkan anak-anak bangsa, menjadi pejuang dan pelanjut perjuangan bangsa Indonesia di masa datang, tegas Kakan mantap.(has)
Pengurus Masjid Agung Safari Magrib ke Kepenuhan Hulu
ROKAN HULU (KEMENAG) Pengurus Masjid Agung Madani Islamic Centre Pasir Pengaraian, dibawah pimpinan Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA yang juga Kakan Kemenag Rohul, melakukan safari magrib ke Masjid Raya Kepenuhan Hulu di Pekan Tebih, Selasa (16/4/2013).
Rombongan pengurus Masjid Agung yang turut hadir adalah Ketua I Masjid Agung Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA, Imam Besar H Azhar Darma SE, H Abd Rahman Jailani SAg, H Damrah S Sos, Ustaz Anjasmara, Ustaz Syafri SAg, Harfaini, Suhadi, dan Khairul Amin.
Hadir dalam acara safari magrib adalah anggota DPRD Rohul Tengku Syafril, Kepala KUA Kepenuhan Hulu Mulyadi SAg, Kades Pekan Tebih, alim ulama, cerdik pandai, khalifah, mursyid, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pengurus dan imam masjid serta 200 orang umat Islam Pekan tebih dan sekitarnya.
Ahmad Supardi Hasibuan dalam tausiyahnya menyatakan bahwa salah satu program yang digalakkan oleh Pemerintah Daerah beserta Kemenag Rohul adalah menjalin hubungan silaturrahim antar masjid. Diharapkan, Masjid Agung Pasir Pengaraian menjadi pusat sentral utama masjid se Rohul. Dibawahnya ada Masjid Besar pada 16 kecamatan dan dibawahnya lagi ada masjid desa/kelurahan, RW/RT, Langgar, Mushalla, dan Surau.
Jika masjid yang ada di Rohul sebanyak 800 masjid, 200 langgar, 300 mushalla, dan 124 surau, dengan jumlah total 1.424 unit ini dapat dirajut sedemikian rupa, kemudian dapat diberdayakan sesuai konsep Islam, maka akan melahirkan sebuah kekuatan maha dahsyat, yang dapat merubah peradaban masyarakat.
Salah satu persoalan yang kita hadapi adalah masjid/langgar/mushalla/surau, hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, zikir, dan sholat. Padahal, masjid/langgar/mushalla/ surau ini dapat dijadikan sebagai sentral pembinaan dan pemberdayaan umat Islam. “Nabi Muhammad SAW membina tentara Islam dari masjid,” tegas Kakan.
Menurut Kakan, hal ini akan dapat diwujudkan, manakala semua kegiatan umat Islam dilakukan dengan berbasis masjid. Semua bermula dari masjid dan berakhir pula di masjid. Masjid harus menjadi kebanggaan umat, sehingga hati umatnya tertaut pada masjid. (r4n)