Muslim penderita diabetes bisa menjalankan puasa selama bulan suci Ramadan pekan ini. Namun Dr Joe Shaban, ahli kesehatan di Windsor, menyarankan mereka tetap harus hati-hati dalam memilih makanan.
Seperti yang dilansir CBC, Shaban, endokrinolog Rumah Sakit Regional Windsor, mengungkapkan, banyak penderita diabetes sukses menjalani puasa sejak tahun 1986. ”Kami memiliki komunitas muslim besar di Windsor, jadi kami telah mempersiapkan semuanya,” kata dia.
“Jika setelah melakukan cek gula darah kemudian diketahui gula darah orang tersebut berada di bawah 70 mg/dL, ia akan merasa lemas, berkunang-kunang, dan keringat dingin. Dalam kondisi ini, ia harus segera berbuka puasa. Jika tetap memaksa melanjutkan, hal ini mungkin bisa membahayakan nyawanya.”
Saat berpuasa, gula darah akan turun. Ini menjadi masalah serius bagi penderita diabetes. Insulin bisa berkurang dan hormon yang kerjanya berkebalikan dengan insulin justru meningkat, seperti glukagon dan adrenalin, yang berfungsi memecah glikogen sehingga memicu pembentukan keton dari hasil pemecahan non-karbohidrat.
“Orang yang menderita diabetes bisa puasa penuh jika mereka bisa mengontrol kadar gula darahnya dengan baik,” kata dia. “Untuk itu, lakukan kontrol sebelum puasa untuk mengetahui apakah ia boleh berpuasa atau tidak.”
Sebelum beribadah puasa, warga muslim penderita diabetes disarankan melakukan tes kesehatan, meliputi pengecekan gula darah, tensi, fungsi ginjal, kolesterol, indeks massa tubuh, dan berat badan. Tes kesehatan bertujuan agar dokter dapat memperkirakan risiko pada penderita tersebut.
(sumber : tempo)