London(SegmenNews.com) – Pertandingan antara Chelsea dan West Bromwich Albion akhir pekan lalu rupanya menyisakan cerita panas yang melibatkan pelatih Chelsea, Jose Mourinho, dengan bek West Brom, Jonas Olsson.
Seperti dilansir Daily Mail, Mou terlibat perseteruan dengan Olsson hanya beberapa saat setelah meninggalkan lapangan pergantian, tepatnya saat berada di lorong menuju ruang ganti.
Pelatih berjuluk The Special One itu menyebut Olsson sebagai ‘pemain Mickey Mouse’. Sang bek membalasnya dengan kata-kata kasar dalam bahasa Inggris, yang berarti ‘Enyah kau!’
Kericuhan yang melibatkan dua orang tersebut membesar hingga melibatkan sekitar 20 pemain dari kedua tim. Petugas keamanan pertandingan terpaksa turun tangan untuk menghentikan kericuhan.
Namun keduanya sama-sama mampu membuktikan kedewasaan mereka. Mou dan Olsson mengakhiri perseteruan mereka saat bertemu kembali 30 menit kemudian, saat sama-sama akan meninggalkan Stadion Stamford Bridge.
Laga yang digelar di kandang Chelsea itu nyaris berakhir bencana bagi Chelsea. Sempat unggul lebih dulu lewat Samuel Eto’o hingga babak pertama usai, The Blues berbalik tertinggal di babak kedua lewat gol Shane Long dan Stephane Sessegnon.
Chelsea berhasil terhindar dari hasil memalukan setelah Eden Hazard mencetak gol lewat tendangan penalti pada menit ke-90+4. Hukuman penalti didapat setelah Steve Reid menjatuhkan Ramires.
Namun kontroversi menyertai keputusan wasit Andre Marriner. Banyak yang menganggap Ramires sengaja menjatuhkan diri. Keputusan ini pula yang membuat situasi memanas setelah pertandingan.
Meski demikian, Mourinho menilai Marriner telah mengambil keputusan yang benar. Sebaliknya, ia justru mengritik keputusan sang wasit yang tidak memberikan hukuman kepada West Brom dalam proses terjadinya gol kedua The Baggies.
“Tak ragu lagi (itu memang penalti),” kata Mourinho. “Dan saya juga tak ragu bahwa wasit melakukan kesalahan dalam proses gol kedua mereka, jadi yang seharusnya kesal adalah kami.”
“Tetapi saya tidak akan mengubah pendapat saya, Andre adalah salah satu yang terbaik di Ingris dan Eropa, bagi saya. Saya takkan mengubah pandangan saya hanya karena satu pertandingan yang buruk,” pelatih berusia 50 tahun itu mengakhiri.***
Sumber: www.inilah.com