Menhut: Ada 2.000 Perambah Liar Pembakar Cagar Biosfer

cagarPekanbaru (SegmenNews.com) – Salah satu lokasi terparah kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan bencana kabut asap adalah kawasan cagar biosfer di Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, diduga sengaja dibakar sehingga mengalami kerusakan parah.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, kepada wartawan, Rabu (5/3/2014) mengatakan kawasan Cagar Biosfer yang dilindungi UNESCO itu dirusak dan sengaja dibakar oleh sekitar 2.000 orang perambah liar.

“Saya heran, kawasan konservasi ada jalur busnya. Ini tidak dibenarkan. Berdasarkan data yang saya terima, ada sekitar 2.000 perambah dari luar Riau yang masuk ke Cagar Biosfer,” ujar Zulkifli Hasan saat mengunjungi Lanud Roesmin Nurjadi Pekanbaru.

Namun, pihak aparat penegak hukum hanya berhasil menangkap 8 orang perambah. Sedangkan yang lainnya berhasil kabur dan tidak tahu pergi ke mana.

“Tidak semua berhasil ditangkap. Hanya tenda-tenda tempat perambah yang ditemukan dan sudah dibakar oleh Satgas Penanggulangan Bencana Asap Riau,” kata Zulkifli.

Zulkifli tidak mau mengakui kinerja Menhut lemah dalam mengawasi Cagar Biosfer. Ia menyebut Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Menhut sudah berupaya maksimal. “Menhut melalui BKSDA sudah sering melakukan pemantauan,”ungkapnya.

Zulkifli meminta Pemprov Riau memfungsikan Satgas penjagaan Cagar Biosfer yang sudah terbentuk dijalankan, agar pemanfaatan Cagar Biosfer bisa maksimal. “Dulu sudah pernah dibentuk. Karena pergantian gubernur di Riau, belum berjalan dan ini diminta agar dihidupkan lagi,” kata Zulkifli.

Sementara itu, Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Sony Partono menyebut ada peran perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dalam kebakaran kawasan Cagar Biosfer.

“Di Zona penyangga, ada sejumlah perusahaan beroperasi. Diduga ada kelalaian yang menyebabkan areal kebakaran di zona inti Cagar Biosfer,” kata Sony.

Di samping itu, Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Riau Zulkifli Yusuf menyebut ada sekitar 4.800 kawasan HTI perusahaan yang terbakar. “Sebagian besar titik api di Riau ada di perusahaan,” katanya.

Dia juga menjelaskan, sudah ada 800 hektar lahan di zona inti Cagar Biosfer terbakar, sejak Riau dilanda kebakaran hutan dan lahan. “Itu data yang kami miliki. Yang paling besar terjadi di PT Nasional Sago Prima (NSP),” kata Zulkifli.***(bal)