SegmenNews.com- Masuk hari keempat Selasa, 11 Maret 2014, pencarian pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 masih nihil hasil. Berbagai spekulasi, mulai dari pesawat putar balik hingga serangan teror belum bisa dibuktikan, selama bangkai pesawat belum ditemukan.
Puluhan pesawat dan 40 kapal perang dari 10 negara telah menyisir lokasi jatuhnya Boeing 777-200 itu di perairan sekitar Malaysia dan Vietnam. Area pencarian juga telah diperluas, angkatan bersenjata banyak negara bagi-bagi tugas, namun belum juga terlihat barang satu bukti pun.
“Sekarang area pencariannya ratusan mil luasnya,” kata Brigadir Jenderal William Marks dari Armada Angkatan Laut Amerika Serikat ke-7 kepada CNN.
Sempat ada secercah harapan saat tim patroli Vietnam menemukan ceceran minyak dekat pulau Tho Chu, wilayah hilangnya pesawat itu dari radar. Namun dalam penelitian minyak kemarin, diketahui bahwa itu bukanlah bakar pesawat, melainkan sisa kegiatan eksplorasi lepas pantai.
Bukti-bukti lainnya juga ternyata tidak terkait dengan pesawat tersebut. Sebut saja, benda seperti sekoci, pintu hingga ekor pesawat. Setelah ditelusuri, benda seperti sekoci kuning hanya gulungan kabel, sedangkan yang diduga ekor pesawat adalah batangan kayu. Objek diduga pintu pesawat tidak bisa ditemukan lagi.
Brigjen Marks mengatakan kesalahan ini lazim dalam pencarian dari udara. “Dari udara, kami melihat benda sangat kecil, sekecil tanganmu atau bola basket. Bukan masalah kami bisa melihatnya atau tidak, tapi wilayah pencariannya sangat luas,” kata dia, kali ini dikutip Washington Post.
Spekulasi soal tindak terorisme juga belum disingkirkan oleh aparat di Malaysia. Terlebih pada fakta adanya dua orang yang menggunakan paspor curian. Penyelidikan masih terus dilakukan seputar identitas asli kedua orang ini dan siapa yang membelikan mereka tiket.
FBI dan intelijen Eropa yang turun membantu Malaysia menyusuri database sidik jari. Salah satu pengguna paspor curian itu diketahui bukanlah orang Malaysia, namun asalnya masih belum diumumkan.
Seorang intelijen AS menyangsikan bahwa kedua orang ini adalah teroris yang menjatuhkan pesawat. Melihat polanya, penggunaan paspor curian ini biasa digunakan oleh jaringan penyelundup manusia, tidak ada hubungannya dengan hilangnya pesawat.
Bukti-bukti soal spekulasi ini belum cukup kuat. Bisa jadi ada masalah teknis atau masalah pada pilot. “Tidak ada bukti yang menunjukkan aksi teror. Tidak ada penjelasan apa yang terjadi atau dimana pesawat itu,” kata seorang pakar keamanan Eropa.
Titik utama permasalahan ini sebenarnya ada pada sinyal pesawat. Dalam bukti elektronik, terlihat pesawat kemungkinan putar balik kembali ke Kuala Lumpur sebelum hilang. Tidak ada sinyal atau citra yang ditangkap radar, padahal pesawat itu dilengkapi dengan komputer yang bisa mengirimkan pesan otomatis tanda bahaya, dikenal dengan ACARS.
“Tidak ada sinyal dari ACARS saat pesawat itu hilang,” ujar sumber penyidik kepada Reuters.
Sementara itu, keluarga para penumpang diminta untuk bersiap pada kemungkinan yang terburuk. Namun mereka masih merasa memiliki harapan, walaupun hanya setitik. “Kami masih berharap. Karena belum ada jawaban atas semua ini,” kata Tom Wood, kakak dari salah satu penumpang, Philip Wood.***
Red: Sondri
sumber: viva.co.id