Rokan Hulu (SegmenNews.com)- Ternyata kecelakaan truck di wilayah perkebunan kelapa sawit milik PT. Panca Surya Agrindo (PSA) di Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu yang mengakibatkan 5 pekerja tewas, meninggalkan cerita pilu dan firasat bagi salah satu keluarga korban.
Ringan Hati Bao (42) merupakan seorang ibu yang tewas bersama empat rekan sekerjanya dalam kecelakaan tragis itu. Ibu malang itu meninggalkan suami tercinta dan 6 orang buah hatinya untuk menghadap sang khaliq.
Pasca peristiwa kecelakaan, Senin (28/4/14) sekitar pukul 7:30 wib itu, di rumah duka yang berada di perumahan karyawan milik perusahaan. Terlihat seluruh keluarga meluapkan sedihnya dengan menguraikan air mata dirundung kesedihan yang teramat dalam. Rumah duka dipadati karyawan dan pekerja perusahaan yang menyampaikan bela sungkawanya.
Sang suami, fiharota nduru (46) setia mendampingi jenazah istrinya sebelum proses pemakaman. Raut wajah sedih bercampur kesal, terpancar dari raut wajah anak-anak yang ditinggal ibu tercinta. Lagu-lagu kematian atau tembang keadatan suku Nias terdengar amat memilukan.
Saat itu, SegmenNews.com mencoba berbincang dengan suami korban. Suami korban, fiharota nduru dengan wajah murung dan mata masih sembab (bengkak) akibat menangis mulai bertutur kisah sebelum ajal menjemput istri tercinta.
Sebelum kecelakaan, dia bermimpi di malam Jum’at atau hari Kamis (24/4/14) malam, dia melihat ada sebuah lubang atau gorong-gorong. Saat itu ia melihat ada sosok yang keluar dari lubang tersebut, lantas dia mengambil sebuah parang dan membacoknya, dia mengira yang keluar itu adalah sapi.
Ternyata sosok yang dibacok hingga terbelah itu adalah istrinya sendiri. Ketika itu dia Kaget, dan bersedih melihat tubuh istrinya yang sudah terbelah dan tak bernyawa itu.
Ketika terjaga, dia lantas menceritakan kepada istrinya, bahwa ia bermimpi membelah tubuh istrinya. Namun sang istri tak menggubrisnya, karena itu adalah sebuah mimpi.
“Mimpi itu, saya kasih tau sama istri saya. Saya minta dia supaya berhati-hati. Mungkin inilah arti mimpi saya itu. Istri saya meninggal karena kecelakaan,” cerita fiharota nduru, dengan beruraikan airmata tak kuasa menahan sedih dan mengenang saat bersama istri tercinta.
Diakuinya, dia sudah menjadi karyawan di PT.PSA, sementara almarhum istrinya saat itu masih bekerja sebagai Buruh Harian Lepas (BHL). Mereka sudah bekerja sejak tahun 2001 lalu. Istrinya bekerja sebagai penyemprot kebun kelapa sawit.
Dia berharap jenazah istrinya dikebumikan di kampung halaman di pulau Nias. Dan pihak perusahaan memberikan santunan dan membantu proses pemulangan jenazah istrinya.
Sementara itu, General Manager (GM) PT.PSA, HM Yusuf Suregar,SP yang saat itu turun langsung kerumah duka guna menyampaikan bela sungkawa dan memberikan ketegaran kepada keluarga korban yang ditinggal. Dia menuturkan, pihak perusahaan akan memberikan santunan dan menanggung semua biaya proses pemulangan ke Pulau Nias. Pihak perusahaan tanggap akan kejadian yang menimpa pekerjanya, dan memberikan santunan dan bantuan sesuai aturan yang berlaku.
“Kita tanggap apa yang menimpa karyawan maupun pekerja korban kecelakaan. Kita memberikan bantuan dan santunan sesuai aturan Disnaker atau aturan ketenagakerjaan yang berlaku,” sampainya.
Sementera itu disinggung masalah yang disampaikan suami korban bahwa istrinya Buruh Harian Lepas (HBL) di perusahaan. Yusuf Siregar menjawab bahwa korban bukan BHL, melainkan pekerja kontrak atau swakelola dari pihak ketiga. Namun walaupun demikian pihak perusahaan tetap akan bertanggung jawab akan kecelakaan itu.
Sebelumnya kecelakan memilukan itu terjadi saat pekerja menumpang truck penyemprotan kebun sawit di perusahaan. (Baca Kronologinya: Lima Pekerja PT.PSA Tewas Terjepit Truck).***(r4n)