Kasus DBD di Meranti Mengkhawatirkan

Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti

SELAT PANJANG (SegmenNews.com)– Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Kepulauan Meranti semakin mengkhawatirkan. Hingga Agustus 2014, sebanyak 39 kasus DBD terjadi di daerah ini.

Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Lingkungan (Kabid PMKL) Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, dr Ria mengatakan bahwa kasus DBD sangat rentan terjadi ketika memasuki musim penghujan seperti saat ini. Agar kasus tersebut tidak sampai menelan korban jiwa, maka warga harus mewaspadainya.

“Kasus terbanyak terjadi pada bulan Agustus, karena sudah memasuki musim hujan. Bahkan kita sudah melakukan tindakan foging di beberapa tempat. Foging kita lakukan jika di lingkungan masyarakat sudah ada kasus penderita DBD,” katanya, Rabu (10/9/2014).

Mengingat kasus tersebut terjadi akibat gigitan nyamuk, maka langkah efektif dalam mengantisipasinya adalah dengan tindakan pencegahan. Upaya pencegahan ini tentunya berkaitan dengan membersihkan lingkungan, bukan dengan foging. Sebab foging merupakan zat kimia yang tidak baik bagi kesehatan masyarakat.

“Foging juga hanya bisa membunuh nyamuk dewasa saja, sementara jentik tidak akan mati oleh foging. Cara terbaik mengantisipasi DBD adalah dengan membersihkan lingkungan,” ungkapnya.

Agar nyamuk tidak berkembang biak, kata dr Ria, langkah terbaik yang dapat dilakukan warga yakni dengan menutup tempat air, menguras air di penampungan minimal sekali dalam sepekan, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air.

“Selain itu, bisa menaburkan bibit abate kedalam bak air penampungan agar jentik nyamuk tidak hidup dan berkembang biak,” katanya.

Bahkan instansi terkait juga menyediakan bubuk abate bagi warga. Bubuk abate tersebut bisa didapatkan secara gratis diseluruh Puskesmas. “Bubuk abate telah kita sediakan di seluruh Puskesmas, masyarakat cukup datang untuk memintanya. Karena kita memberikan secara cuma-cuma alias gratis,” tutupnya.***(Mrt/kpr)