Pekanbaru (SegmenNews.com)- Kadisdik Riau, Dwi Agus Sumarno, roadshow keliling 12 kabupaten/kota selama seminggu, mulai senin sampai akhir pekan ini. Tujuannya untuk melihat kondisi pendidikan di Provinsi Riau.
Sebab pendidikan di RIau tidak stabil, sehingga kualitas pendidikan tidak merata. Kelemahan ini diakibatkan kekurangan komunikasi, informasi dan konsultasi antara kabupaten/kota dengan provinsi.
“Roadshow ini juga dalam rangka menindaklanjuti Kunjungan Kerja (Kunker) Disdik Riau dengan Komisi E DPRD Riau minggu lalu. Saat turun kami banyak melihat, pendidikan disekolah belum stabil di daerah terutama didaerah pelosok,” kata Kadisdik Riau, Dwi Agus Sumarno, Selasa (3/1).
Saat turun bersama dewan kemarin, Dwi mengaku banyak menemukan guru bidang studi lain merangkap mengajar olahraga. Otomatis, mata pelajaran yang bukan diajarkan oleh ahli pasti tidak akan baik. Contoh guru bahasa merangkap menjadi guru olahraga dan lain lain.
Kemudian, sekolah banyak yang tidak memiliki labor dan ruangan pustaka. Jika seperti ini, bagaimana anak akan mengenal benda yang dipelajari dan membaca buku untuk menambah wawasan. Sebab teori tidak akan sama dengan praktek.
“Masa iya guru bahasa mengajar olahraga kan tidak nyambung. Walau teorinya bisa tapi saat praktek bisa berbahaya bagi anak, karena dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya. Ketika saya tanya, katanya tidak ada lagi guru untuk mengajar olahraga,” ujar Dwi.
Diakui Dwi, guru olahraga minim disetiap sekolah. Maka Disdik Riau, memiliki program untuk menguliahkan siswa berprestasi lulusan SMA Olahraga Pekanbaru ke jurusan Penjaskes, Universitas Negeri Padang (UNP). Bagi tidak berprestasi tetap dikuliahkan di Pekanbaru yakni UIR.
Terkait biaya akan ditanggung sepenuhnya oleh Disdik Riau. Bagi yang sudah tamat, akan dijadikan guru olahraga disekolah yang belum memiliki guru olahraga di Provinsi Riau. Mulai dari tingkat SD, SMA, sampai SMA/SMK dan sederajat.
“Siswa SMA Olahraga akan kita jadikan untuk menjadi guru olahraga bagi yang mau jadi guru, dan jadi pelatih jika itu maunya. Program ini salah satu program peningkatan mutu dan kualitas pendidikan oleh kita kedepan,” jelas Dwi.***(lind)