![Penandatanganan prasasti monumen Kusuma Bantalo oleh Dandim 0313 KPR Letkol Asep Dedi Darmadi didampingi Komandan Batalyon 132 Bima Sakti Mayor Inf Irwan Harjatmono, bersama Pucuk Adat Kenagarian Pulau Gadang H Sawir Datuk Tandiko, Ketua BPD Pulau Gadang Syofian Datuk Majo di Dusun IV Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar.(foto: ali)](https://segmennews.xyz/wp-content/uploads/2015/02/Monumen1.jpg)
Kampar (SegmenNews.com)- Monumen bersejarah Kusuma Bantalo, sebagai bukti perjuangan anak bangsa di Desa Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar yang sempat tenggelam akibat pendirian proyek pembangunan bendungan PLTA Koto Panjang kembali bangkit.
Suara letusan senjata salvo milik TNI memecah keheningan prosesi peresmian kembali monumen bersejarah itu. Ratusan masyarakat, pelajar, guru-guru, pegawai negeri sipil (PNS) tampak berkumpul dengan tertib di sebuah lapangan sepakbola menyaksikan peresmian, Senin (16/2/15).
Peresmian juga ditandai dengan penandatanganan prasasti monumen Kusuma Bantalo oleh Dandim 0313 KPR Letkol Asep Dedi Darmadi didampingi Komandan Batalyon 132 Bima Sakti Mayor Inf Irwan Harjatmono, bersama Pucuk Adat Kenagarian Pulau Gadang H Sawir Datuk Tandiko, Ketua BPD Pulau Gadang Syofian Datuk Majo di Dusun IV Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar.
Hadir juga, Kepala Desa Pulau Gadang yang diwakili Sekdes Muslimin, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pulau Gadang Syofian SH Datuk Majo Sati, Pucuk Adat Kenegarian Pulau Gadang H Sawir SP, M.Si Datuk Tandiko, Ketua Harian DPD Potensi Pejuang 45 Kabupaten Kampar Imam Bachtiar, Sekcam XIII Koto Kampar Kawilarang, tokoh masyarakat Pulau Gadang Syamsul Bahar.
Suasana haru dan gembira tampak terpancar di wajah para prajurit TNI dan masyarakat, karena monumen penting itu adalah sebagai bukti perjuangan anak bangsa yang sempat didirikan pada tahun 1970 an lalu. Namun karena adanya proyek pembangunan bendungan PLTA Koto Panjang yang menenggelamkan Desa Pulau Gadang dan tujuh desa lainnya di Kecamatan XIII Koto Kampar dan dua desa yang masuk wilayah Sumbar (Desa Tanjung Pauh dan Desa Tanjung Belit), monumen itu ikut tenggelam.
Wacana membangkitkan kembali monumen bersejarah itu tak serta merta terwujud begitu saja. Ternyata semangat mendirikan kembali monumen itu muncul dibenak masyarakat Desa Pulau Gadang seiring kedatangan ratusan pasukan TNI dari Batalyon 132 Bima Sakti Salo sejak Kamis (5/2) lalu dalam rangka melakukan kegiatan pra tugas Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia.
Para pembela bangsa itu melakukan latihan menjelang keberangkatan ke Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat Maret itu akan berakhir Senin (16/2). Rencananya sebanyak 350 prajurit dari Batalyon 132 BS Salo akan diberangkatkan untuk menjaga wilayah perbatasan RI-Malaysia tersebut.
Komandan Kodim 0313/KPR, Letnan Kolonel Inf, Asep Dedi Darmadi SIp dalam amanahnya menyampaikan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawan, para pejuang, dan para pendahulunya. Sedangkan bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa memetik pelajaran dari apa yang dialami di masa lalu untuk kepentingan yang baik di masa yang akan datang.
“Oleh karena itu, kita terus membangun diri agar bangsa Indonesia benar-benar menjadi bangsa yang besar dan bangsa yang kuat.Kegiatan hari ini atau dibangunnya monumen ini adalah bagian dari upaya kita, upaya bersama agar bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan bangsa yang cerdas,” tegas Asep.
Dia juga berharap dengan diresmikannya monumen ini, pembangunan agar generasi muda masa kini dan masa yang akan datang benar-benar mengerti perjalanan bangsanya, termasuk sejarah perjuangan di dalam mempertahan-kan kemerdekaan itu. Baca Selengkapnya: Kisah Peristiwa Berdarah Monumen Kusuma Bantalo.***(ali)