Siak Hulu(SegmenNews.com)– Pemerintah Kabupaten Kampar sedang menggiatkan program peningkatan dan kemandirian masyarakat dalam berbagai hal termasuk mengembangkan industri baju sekolah hingga menjadi sentral seragam sekolah di Provinsi Riau.
Industri baju ini merupakan peluang besar, pasalnya selama ini kebanyakan daerah masih memesan ke luar Provinsi seperti Jawa dan Bukittingggi. Untuk itu, Pemerintah Kampar telah menjalankan kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu. Di lokaSi tersebut telah banyak warga yang dilatih untuk mampu menjahit sehingga mendatangkan keuntungan kemudian meningkatkan perekonomian secara mandiri.
“Ini merupakan peluang yang harus dicapai sebagai upaya menyukseskan Program 3 Zero. Bebas kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh,” kata Jefri Noer, Kamis (26/2/15).
Jika masyarakat telah memiliki keterampilan dan keahlian salah satunya jahit menjahit, menurut Jefry dengan sendirinya akan membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.
“Terkecuali bagi mereka yang memang masuk pada golongan non produktif seperti cacat permanen, hingga janda beranak dan kalangan orang berumur. Namun mereka menjadi tanggung jawab pemda, dimana setiap tahun mereka akan diberikan santunan sebesar Rp3,6 juta untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup,” katanya.
Jefry Noer mengatakan, pelatihan jahit menjahit telah dilaksanakan di kawasan P4S sejak lama, diawal kepemimpinannya di Kabupaten Kampar.
Pada Maret mendatang, lanjut dia, akan ada dua kelompok lagi yang akan mengikuti pelatihan jahit menjahit. Satu kelompok terdiri dari 90 orang sehingga totalnya ada sebanyak 180 orang. Mereka akan menularkan keahlian kepada masyarakat lainnya, lebih luas.
“Mereka akan diajarkan keahlian menjahit khususnya untuk seragam sekolah. Harapannya, nanti mereka dapat berusaha untuk memenuhi kebutuhan pakaian sekolah di Kampar dan bahkan Riau,” katanya.
Bayangkan saja, lanjut Jefry, saat ini di Kampar terdapat 166 ribu pelajar yang dalam setahun mereka membutuhkan dua pasang pakaian sekolah.
Dengan demikian, katanya, maka kebutuhan pakaian seragam sekolah untuk di Kampar saja mencapai lebih 300 ribu pasang. Belum termasuk daerah lainnya di Riau.
“Untuk di Riau saat ini diperkirakan ada sebanyak 1 juta pelajar yang membutuhkan dua pasang pakaian sekolah setiap tahunnya. Artinya, kebutuhan seragam sekolah untuk pelajar di Riau adalaha 2 juta pasang,” katanya.
Menurut Jefry, jika Kampar mampu untuk memproduksi baju seragam sekolah, mengapa harus pesan ke daerah lain seperti Bukittinggi Sumatera Barat dan Jawa. Bahkan Kampar siap untuk memproduksi baju sekolah untuk memenuhi kebutuhan seluruh kabupaten/kota di Riau.
“Jika ini terwujud, maka akan mempercepat keberhasilan program untuk memberantas kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh. Mudah-mudahan tahun 2016 nanti, Kampar telah berhasil mencapai 3 Zero itu karena juga ada sejumlah program lainnya seperti pengembangan Desa Mandiri Pangan dan Energi yang sekarang masih terus berjalan,” katanya.***(advertorial/ali)