Pekanbaru(SegmenNews.com)- Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) di Provinsi Riau sejak tahun 2000-an terpuruk. Setiap tahun pertumbuhan pendduduk mencapai 3,5 persen dari jumlah penduduk 6,3 juta jiwa.
Oleh sebab itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Riau bekerjasama dengan TNI dan pemerintah untuk dapat mensosialisasikan program KB sampai kepelosok daerah.
Inspektur Utama BKKBN Pusat Mieke Selvia Sangiang mengatakan, keterpurukkan ini bukan saja terjadi di Provinsi Riau, namun kondisi ini menyeluruh di Indonesia. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, pertumbuhan penduduk 1,49 persen setiap tahun dari jumlah penduduk sekitar 237,6 juta jiwa.
Jika dirinci diantaranya, anak balita sekitar 24 juta, remaja 64 juta dan usia lanjut 20 juta jiwa. Sisanya adalah orang berpasangan atau berkeluarga. Sementara pertumbuhan paling tinggi terjadi pada pasangan masa produktif. Sehingga sudah melahirkan lebih dari dua anak.
Akibat pertumbuhan tinggi, sehingga anak tidak mendapatkan keadilan pendidikan, kesehatan dan perekonomian yang baik. Sementara tingkat kematian ibu dan anak melahirkan setiap tahun ada sekitar 359 jiwa/100 ribu kelahiran. Jadi hal ini akan menjadi PR bagi daerah untuk lebih meningkatkan program KB sampai kedaerah terpencil.
“Sesuai harapan Rakernas beberapa waktu lalu, maka sekarang ditindak lanjuti dengan Rakerda di tingkat provinsi. Dengan harapan pemerintah bisa mengendalikan kependudukan kedepan. Supaya dengan didukung SDM yang handal dan infrastruktur serta ekonomi baik provinsi harus akan cepat maju kedepan,” kata Mieke, pada Rakerda di aula Makorem 031/Wirabima, Pekanbaru, yang dihadiri oleh Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman beserta jajaran, Sekda kabupaten/kota dan para undangan, Senin (14/4).
Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengakui, tahun 1970-1990 an lagu mars KB sering didengar disetiap siaran televisi dan radio. Namun sekarang baru beberapa kali didengar, kecuali menghadiri acara BKKBN di Riau. Artinya, memang program KB di Riau sulit di bendung.
Sementara akibat tingginya pertumbuhan penduduk di Riau, Pemprov sangat cemas dalam pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Untuk itu, Arsyadjuliandi akan menekankan kepada jajaran Pemprov Riau dan kabupaten/kota untuk lebih bersinergi dengan BKKBN. Pertama dalam tahap sosialisasi dan pelaksanaan progra KB kepada masyarakat.
Seperti malaysia, program utamanya adalah KB. Setelah terlaksana dengan baik, maka orang tua anak bisa membiayai pendidikan dan menjaga kesehatan dalam peningkatan SDM anak kedepan. Kemudian mereka bisa mengisi pembangunan dengan putra putri daerah tersebut. Dengan SDM baik, perekonomian masyarakat juga meningkat.
“Program KB merupakan program yang baik dan harus diterapkan disetiap anggota keluarga, terutama keluarga produktif. Semua pihak harus mendukung program ini, dengan meningkatkan sinergisitas dalam pelaksanaannya dilapangan. Namun saya mengingatkan bahwa yang harus waspada adalah kaum ibu untuk selalu ber-KB,” kata Arsyadjuliandi.
Danrem 031/Wirabima, Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto, mengaku, BKKBN sudah lama bekerjasama dengan TNI. Sehingga melalui prajurit, program KB sudah disosialisasikan keseluruh pelosok nusantara. Alhasil, sudah banyak masyarakat yang menerapkan program ini.
Namun disisi lain, memang sebagian lagi tergantung kepada kesadaran masyarakat untuk menerapkan program KB. Karena kenyataannya, maysarakat masih memiliki anak lebih dari dua. Tapi TNI sudah menjalankan program ini dengan baik, baik melalui sosialisasi, penyuluhan dan Posyandu.
“Anggotan Babinsa TNI, sudah lama menjalankan program ini didaerah. Hal ini bertujuan untuk mendorong dan mendukung Program KB di Indonesia. Dengan harapan, supaya dapat meningkatkan SDM masyarakat,” tegas Agus.***(alind)