Pekanbaru(SegmenNews.com)-DPRD Riau, meminta kepada seluruh mahasiswa Riau untuk turun mengusir rombongan liar HMI yang membuat kerusuhan ditanah Bumi lancang Kuning. Pasalnya selama ini Riau berada dalam kondisi aman tenteram dan nyaman baik bagi penduduk lokal maupun pendatang.
Namun sejak kedatangan HMI Sulawesi Selatan atau Rombongan Liar (Romli), mengakibatkan penduduk lokal, infrastruktur pemerintahan, timbulnya korban jiwa dan kenyamanan daerah terganggu. Bahkan Romli ini terbukti sengaja membawa Senjata Api jenis Sofgan, Sumpit, dan senjata tajam lainnya.
“Kita meminta kepada mahasiswa Riau untuk mengumpulkan seluruh masa untuk mengusir anggota HMI perusuh. Masak kita yang mengadakan acara kok kita pula yang jadi korban,” kata Anggota Komisi E DPRD Riau, M.Adil, Senin (23/11/2015).
Terkait kerusuhan masa HMI yang menimbulkan korban jiwa ia meminta kepada penegak hukum untuk mengusut tuntas masalah tersebut. Penegak hukum harus cepat tangkap Mahasiswa yang membuat rusuh dan melakukan penyerangan yang mamakan korban tersebut.
Untuk menyikapi masalah yang ditimbulkan oleh pelaksanaan Kongres HMI yang akan dilaksanakan sampai tanggal 26 mendatang. Pihaknya akan memanggil panitia pelaksana kongres HMI. Untuk mempertanyakan bagai mana kok bisa terjadi kerusuhan tersebut. Padahal HMI sudah berpengalaman mengadakan kongres ini sudah dilaksanakan sebanyak 29 kali.
“Dalam waktu dekat kita akan panggil pengurus dan panitia kongres HMI. Untuk mempertanyakan prosedur pelaksanaan HMI. Kok bisa kacau seperti ini,” tegas Adil.***(alin)
-Diduga Ada Penyusup–
Ketua Komisi A DPRD Riau, Hazmi Septiadi mengatakan, anggota HMI sebelumnya selalu menjaga tata krama dan sopan santun, karena ini
adalah organisasi agama. Tetapi tidak seperti ini, dimana anak HMI itu
berbuat brutal dan merusak disepanjang jalan dari daerahnya sampai ke Pekanbaru.
Dilihat dari tindakkannya, maka ditubuh HMI perusuh itu diduga ada
penyusup. Sehingga mereka sudah di tugaskan mempengaruhi kelompoknya
sendiri untuk membuat kerusuhan. Supaya terjadi perpecahan dan
pandangan negatif terhadap organisasi agama ini.
Oleh sebab itu, polisi harus cermat menanggapinya. Supaya dapat
menangkap dan memproses perusuh sesuai dengan hukum berlaku. Sebab
atas tindakkan perusuh dapat merugikan nyawa orang lain, serta
merugikan terhadap fasilitas umum.
“Saya takut kelompok Romli ini disusupi perusuh. Sebab kalau anggota
HMI sejak dulu tidak ada yang berbuat brutal seperti ini,” kata Hazmi.
Kemudian terkait pelaksanaan kongres di Riau, DPRD akan meminta
pertanggungjawabannya. Karena dana yang digunakan menggunakan dan APBD
Provinsi, APBD kabupaten/kota, pusat dan perusahaan. Sementara dari
APBD provinsi saja sekitar Rp3 miliar belum lagi dari daerab dan
perusahaan-perusahaan.
Diakui, bantuan itu menggunakan dana hibah. Meski demikian, dana tersebut harus dilaporkan penggunaannya kepada negara. Agar tidak ada
yang disalahgunakan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.
“Bantuan itu harus dipertanggung jawabankan. Karena sumber dananya
pelaksanaan HMI ini sangat banyak. Otomatis setiap instansi ini perlu
pelaporan yang jelas,” ujarnya.***(alin)