Jakarta(SegmenNews.com)– Nilai tukar Rupiah mulai bergerak di atas Rp14 ribu menjelang akhir tahun. Bahkan, pada kuartal terakhir tahun ini Rupiah sempat menyentuh angka Rp14.697 per USD.
Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowadojo, pelemahan nilai tukar Rupiah ini terjadi karena beberapa faktor seperti utang jatuh tempo Indonesia serta rapat akhir tahun FOMC.
“Menjelang akhir tahun ini khususnya menjelang rapat FOMC (Federal Open Market Committee) memang ada cukup banyak tekanan di Rupiah, juga ada kisaran utang luar negeri Indonesia yang harus dibayar. Ini adalah salah satu kondisi yang harus kita hadapi di akhir tahun. Kita meyakini ini hal yang temporal, sementara,” ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Senin (14/12/2015).
Agus pun memastikan, keadaan ini belum berada dalam level yang mengkhawatirkan. Pasalnya Rupiah diprediksi akan kembali membaik setelah the Fed memastikan kenaikan suku bunganya pada akhir tahun ini.
“Tidak mengkhawatirkan. Karena justru kita melihat dampak ini lebih karena kondisi luar negeri, khususnya ketika Amerika akan ada rencana menaikkan tingkat bunga. Tapi sekali lagi saya katakan ini temporal,” ujarnya.
Untuk diketahui, suku bunga the Fed diperkirakan akan mengalami kenaikan hingga 1,125 persen pada akhir tahun 2016 dan mencapai 2,625 persen pada akhir tahun 2017. Rupiah pun diprediksi akan terus mengalami volatilitas hingga the Fed memastikan kenaikan suku bunga.***
Red: hasran
Sumber: okezone