Siak (SegmenNews.com)-Anggota DPR RI, Sayed Abubakar Assegaf, mengunjungi dua Kecamatan di Siak, Jumat dan Sabtu, 20 dan 21 Mei 2016. Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat ini, meninjau beberapa lokasi infrastruktur yang dinilai buruk.
Pada kunjungan hari Jumat (20/5/2016) Sayed, mengunjungi Desa Buatan I, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak. Pada pertemuan yang digelar di Masjid Al Mukminin tersebut, Sayed disambut sekitar 150 warga. Sayed yang merupakan putra asli Siak ini mendapat sambutan hangat dari warga Buatan I.
“Ibunda saya asli dari sini karenanya saya tidak akan lupa untuk memprioritaskan pembangunan di daerah ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu warga berlomba-lomba menyampaikan masukan dan aspirasi untuk Sayed. Permasalahan yang paling mengemuka dalam pembangunan di Buatan adalah infrastruktur. “Jalan masuk ke desa masih belum baik dan jembatan yang menghubungkan desa-desa masih memprihatinkan dan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat,” ujar Supriyono, tokoh masyarakat setempat.
Bahkan Sayed ditantang untuk melihat langsung keadaan jembatan tersebut. Selain infrastruktur masalah air bersih dan pencemaran Sungai Siak juga menjadi masalah yang meresahkan Buatan dan Koto Gasib.
“Dulu warga sekitar dikenal sebagai nelayan dan memang hasil tangkapan ikan masyarakat sangat bisa dijadikan andalan pencarian. Namun kini kondisi air sungai siak sangat meprihatikan. Untuk mandi gatal, ikan mati, sehingga nelayan banyak yang nganggur,” ungkap Irwan Saputra, Warga Buatan I.
Menanggapi permasalahan-permasalahan tersebut, Sayed berjanji segera menindaklanjuti, bahkan seusai acara dia langsung menuju jembatan yang putus untuk melihat langsung keadaannya.
Pada hari berikutnya, Sabtu (21/5) Sayed menggelar acara kunjungan dan penyerapan aspirasi di Kampung Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang Kabupaten Siak. Di Kampung yang bersebelahan dengan kompleks industri Indah Kiat dan arara Abadi ini, Sayed disambut hampir 200 orang warga yang didominasi kaum hawa.
“Sebagai anggota DPR RI sudah menjadi tugas Kami untuk kembali ke daerah pemilihan dan menyerap aspirasi,” tegas Sayed.
Tidak berbeda dengan Kampung Buatan I, di Pinang Sebatang Timur, Infrastruktur masih menjadi permasalahan utama. Selain infrastruktur masih ada masalah konflik agraria yang harus menjadi perhatian.
“Terlebih konflik yang melibatkan perusahaan. Kami meminta revisi dan pengkajian ulang UU Kehutanan dan UU Agraria agar UU ini lebih memberi manfaat, karena semua warga negara memiliki hak yang sama akan lahan kehidupan,” ungkap Sabarno, pemuka kampung.
Selain itu masih ada beberapa hal yang perlu mendapat penanganan serius, yaitu meningkatnya kriminalitas dan penggunaan narkoba dan zat terlarang lainnya. Hal tersebut sudah sangat mengganggu terlebih penggunanya banyak dari kalangan anak-anak.
“Sekarang banyak anak-anak yang ‘ngelem’ dipasar. Selain meresahkan mereka juga sudah melakukan tindakan pengrusakan,” terang Kasim, pengelola pasar.
Menanggapi aspirasi masyarakat tersebut, Sayed mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerjasama menyelesaikan. Ia berjanji untuk menindaklanjuti aspirasi-aspirasi yang masuk.
“Sudah saatnya masyarakat, wakil rakyat dan pemerintah aktif dan bersinergi dalam membangun daerahnya. Pemerintah dan wakil rakyat juga harus kreatif dalam mencari peluang dari pusat dan kalau perlu dari luar negeri,” tutupnya. (rls/RAN)