Pekanbaru(SegmenNews.com)- Gelar Profesor dan Doktor semakin ramai di Provinsi Riau. Namun jumlah muballigh atau ustad semangkin memprihatinkan karena sudah banyak berkurang. Hal ini disebabkan rendahnya minat orang untuk belajar dan mendalami ajaran agama Islam.
Sehingga setiap ada kegiatan keagamaan, syukuran dan sebagainya, maysarakat Riau lebih banyak mendatangkan ustad dari luar provinsi untuk menjadi penceramah. Pasalnya di Riau, ustad yang mampu menjadi pencerahan terhadap umat itu sulit ditemui.
Diakui, didaerah perkotaan masih ramai muballigh-muballigh ini. Namun didaerah pedesaan atau pelosok, sangat sulit ditemui. Karena pengajian pengajian disana sudah jauh berkurang dari dulunya. Oleh sebab itu, mari tingkakan jihat untuk menegakkan agama Islam melalui pengembangan muballigh.
“Sekarang gelar Profesor, Doktor dan gelar akademis lainnya sudah banyak di Riau. Namun jika menginginkan seorang muballigh atau ustad, biasanya kita sengaja biasa mendatangkan dari luar provinsi. Sehingga setiap undangan kita harus mempersiapkan uang banyak unuk penceramah tersebut,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau, Wan Abu Bakar, Senin (30/5).
Melihat kondisi dan situasi seperti ini, Wan Abu Bakar berupaya mengembangkan Muballigh di Riau dengan cara penaftaran (pelatihan) melalui perwakilan cabang organisasi Muhammadiyah di kabupaten/kota. Kemudian setiap cabang dituntut menggalakkan pengajian pengajian disetiap masjid dan mushollah atau surau.
Melalui pengajian pengajian tersebut, dapat meningkatkan muballigh diseluruh pelosok daerah. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi mengundang muballigh dari luar untuk menjadi ustad dikampung sendiri.
“Untuk memajukan Islam itu yakni melalui pendakwah pendakwah mulballigh ini. Sementara muballigh jangan dijadikan sebuah pekerjaan, tetapi tugas agama. Jadi untuk membentuk muballigh ini, organisasi Muhammadiyah dan Aisyah, telah melakukan pelatihan terhadap perwakilan cabang Pimpinan Cabang Muhammadiyah kabupaten/kota, sejak tanggal 27-31 Mei di kampus UMRI,” jelas Wan Abu Bakar, mantan Gubernur Riau itu.
Rektor UMRI, Dr H Mubarak, mengaku mendukung kegiatan pelatihan muballigh ini. Agar bisa meningkatkan meningkatkan pengembangkan pendakwah-pendakwah di Riau. Sehingga penceramah penceramah itu tidak lagi diundang dari luar daerah.
Selain itu, melalui peningkatan pengajian-pengajian ini, dapat meningkatkan keimanan dan keyakinan terhadap agama, supaya dapat menjalani perintah dan meninggalkan larangan Nya dalam kehidupan sehari-hari.
“Diharapkan melalui peserta yang terdiri dari perwakilan kabupaten/kota ini dapat kembali melakukan pelatihan-pelatihan
didaerah sendiri, sehingga, muballigh ini bisa meramaikan lagi pengajian-pengajian di masjid dan mushollah di Riau,” harap Mubarak.***(Alin)