Jikalahari: Peneror Novel Baswedan Pengecut, Ini 5 Tuntutan Mereka

Pekanbaru(SegmenNews.com)- Aksi teror penyiraman air keras kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan membuat semua pihak murka.

Anies Rasyid Baswedan
saat menjenguk Novel Baswedan dirumah sakit (foto istimewa/segmennews.com)

Jikalahari salahsatunya yang sangat mengutuk keras aksi teror tersebut. Bahkan Jikalahari menilai aksi teror kepada Novel ditengah KPK sedang memberantas korupsi politik dan Mafia Sumberdaya Alam adalah tindakan pengecut.

Jikalahari memandang penyerangan ini bentuk tindakan kriminal atas diri Novel Baswedan. Lebih dari itu, ini bentuk intimidasi atas pemberantasan korupsi yang gencar dilakukan oleh KPK.

“Novel Baswedan adalah simbol pejuang anti korupsi. Ia menyidik kasus korupsi politik yang melibatkan eksekutif, legislatif dan yudikatif serta pihak swasta,” kata Koordinator Jikalahari, Woro Supartinah, Selasa (11/4/17).

Lanjutnya, teror terhadap Novel adalah teror oligarki–elit dan pengusaha hitam–terhadap KPK dan pejuang anti korupsi. Apalagi teror ini terjadi di tengah KPK sedang membongkar korupsi politik E-KTP dan hendak membongkar Korupsi Korporasi sektor sumberdaya alam.

Teror terhadap Novel adalah kemenangan bagi koruptor dan pengusaha hitam yang merampok sumberdaya alam hutan, tanah dan air.

Jikalahari bersama Elang, YMI, BDPN, WWF Riau, RWWG, KAR, YBB, PASA, SIALANG, Fitra Riau, Kabut Riau, LPAD, Riau Mandiri, Kaliptra, Humendala, EMC, Brimapala Sungkai, Suluh, Phylomina dan Mafakumpala mendesak kepada:

1. Presiden Jokowi segera memerintahkan Kapolri menangkap peneror Novel Baswedan dalam waktu tiga hari ke depan.

2. Presiden Jokowi menyatakan bahwa teror terhadap Novel Baswedan bentuk teror terhadap agenda Pemberantasan korupsi presiden Jokowi

3. Polri segera menangkap pelaku teror terhadap Novel Baswedan sebagai bentuk Polri ikut memberantas korupsi

4. KPK memberikan perlindungan ekstra kepada Novel Baswedan. Bisa jadi ada teror selanjutnya.

5. KPK segera tetapkan 20 korporasi korupsi hutan alam Riau 2002-2007 yang melibatkan korporasi APP dan APRIL Grup. Sebagai wujud komitmen KPK melawan korporasi.

Sebelumnya, Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal, saat Novel pulang shalat subuh berjamaah di masjid sekitar rumahnya, saat ini Novel masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.***(Heri/Ran)