Ini Bakteri Penyebab Keracunan Makanan di Kedai Kopi Kim Teng Pekanbaru

Pekanbaru (SegmenNews.com)-Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Helda Suryani Munir, Selasa (25/7/2017), menegaskan ditemukan bakteri Staphylococcus Aureus dalam sampel makanan yang diduga meracuni konsumen Kimteng.

Ilustrasi

Berdasarkan penelusuran pada wikipedia, Staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk bulat yang terdapat dalam bentuk tunggal, berpasangan, tetrad atau berkelompok seperti buah anggur, jenis tidak bergerak, tidak berspora, dengan diameter 0.7 – 0.9 um, famili micrococcaceae dan termasuk gram positif.

Pembentukan kelompok pada staphylococcus karena pembelahan sel terjadi dalam tiga bidang dan sel – sel anaknya cenderung untuk tetap berada di dekat sel induknya.Nama bakteri ini berasal dari bahasa latin “ Staphele “ yang artinya anggur.

Beberapa spesies memproduksi pigmen berwarna kuning sampai oranye, misalnya staphylococcus aureus. 50 % penduduk membawa staphylococcus aureus dalam saluran pernafasan yaitu hidung dan kerongkongan. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier.

Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang.

Daerah penyebarannya meliputi udara, debu, bahan – bahan pakaian ( pakaian jadi, tempat tidur dan kerajinan tangan ), lantai, air, sampah dan serangga.Staphylococcus aureus biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang dikonsumsinya, tangan, kontaminasi dan keracunan pangan oleh staphylococcus aureus dapat juga disebabkan kontaminasi silang.

Organisme dengan mudah berpindah ke kulit terutama tangan dan rambut. Staphylococcus juga biasa menginfeksi luka, bisul dan luka terbuka. Organisme tersebut juga dijumpai pada hewan lembu dan kambing serta dalam susu segar.
Staphylococcus aureus disebarkan oleh pengelola pangan, selama pemasakan dan penyimpanannya. Penanganan pangan dengan tangan yang tidak menggunakan peralatan memadai merupakan cara penyebaran yang paling umum, terutama jika orang yang menangani pangan mengalami infeksi atau luka pada tangannya.

Batuk dan bersin dekat dengan pangan dapat menyebabkan kontaminasi. Rambut yang jatuh pada makanan atau menggantung ( terurai ) dekat dengan makanan juga dapat menimbulkan bahaya.***(hasran/wp)