Cerita Gadis Pembawa Baki Bendera, Proses Karantina Hingga Deg-degan

Rana Hauna terpilih sebagai pembawa baki dalam upacara pengibaran bendera merah putih.

Dirinya merupakan anggota paskibraka perwalikan dari kecamatan Tualang yang tercatat sebagai siswi di SMA 2 Tualang.

Gadis kelahiran 19 April 2001 ini sukses mengemban tanggung jawab sebagai pembawa bendera dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi.

Ia pun sempat dibuat deg-degan saat menjalankan tugasnya tersebut.

“Ya lumayan deg-degan, tapi kalau aku deg-degan terus nanti malah berantakan, jadinya harus tenang, konsentrasi,” ujar putri kedua dari pasangan Muslim dan Juma’ah itu.

Ketenangan Rana dalam menjalankan tugas besar tersebut membuat banyak orang kagum kepadanya.

Rana Hauna bersama kedua orangtuanya

Ini tak terlepas dari seleksi ketat dan gemblengan berat yang telah dia dan teman-temannya jalani semasa karantina.

“Kalau untuk pembawa baki gak ada syarat khususnya kok, aku juga bingung jelasinnya gimana. Mungkin karena aku murah senyum, senyum yang ikhlas, dari hati. Lakukan apapun dengan semaksimal mungkin, positive thinking di situasi apapun, dan yang terakhir adalah jangan lupa untuk selalu berdoa,” tutur gadis yang hobi berenang itu.

Dalam upacara tersebut, Rana ditemani tiga anggota paskibraka lainnya yakni Joshua Simanjuntak yang bertugas penggerek bendera merah putih mewakili Kecamatan Lubuk Dalam.

Syahrul Rahman yang diberikan tanggung jawab pembentang bendera mewakili kecamatan Minasdan Said Agil Fatah sebagai pengerek bendera yang mewakili kecamatan Siak.***(Rinto/rls)