LAMR Usut Dugaan Kelompok Pendemo Neno Warisman Bukan dari Riau

Ketua umum LAM Riau H. Al Azhar

Pekanbaru(SegmenNews.com)- Terkait dugaan kelompok pendemo yang menolak kedatangan Neno Warisman di Bandara Pekanbaru bukan berasal dari Riau. Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) akan mempertanyakan hal tersebut ke Polda Riau.

“Dugaan itu perlu didalami, bila benar dalam kelompok kontra deklarasi #2019 ganti presiden di bandara bukan warga Riau, maka harus diusut dari mana mereka. Siapa yang mengerahkannya, apa motifnya?. Kenapa aparat membiarkannya?. Sebagai lembaga yang diharapkan perannya mengawal harmoni sosial yang berakar umbi pada nilai-nilai luhur adat dan melayu di Riau. LAM Riau akan segera mempertanyakan itu kepada Polda Riau,” tegas Ketua umum LAM Riau H. Al Azhar kepada wartawan, Minggu (26/8/18).

Dilanjutkan Al Azhar, bila pendemo ternyata warga Riau dari etnis tertentu, maka pihaknya akan mempertanyakan siapa yang memobilisasi mereka. Jika ternyata di mobilisasi oleh paguyuban, maka sama saja dengan politik identitas dan berasaskan etnis.

Ia khawatir, jika kelompok etnis lain terpancing maka negeri ini akan terancam dalam keretakan sosial yang aman mudhorot. “Jadi saya menghimbau agar pemimpin paguyuban yang diduga kelompok etnis tertentu itu membuat klarifikasi segera,” tandasnya.

Aagr persoalan ini menjadi jelas, Al Azhar memberikan tenggat waktu hingga 30 Agustus untuk memberikan klarifikasinya ke LAM Riau. “Jika tidak ada yang tabayyun, maka LAM Riau insyaAllah akan mengundang Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Riau untuk membahas tindak lanjutnya.

Ditegaskan Al Azhar lagi, kejadian Sabtu, 25 Agustus 2018 lalu, mengakibatkan tertahannya tokoh Neno Warisman di dalam mobil selama sekitar tujuh jam, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Kejadian itu tidak mencerminkan nilai-nilai adat dan budaya Melayu yang sepatutnya dihormati dan dijunjung tinggi semua orang di Provinsi Riau ini; di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

2. Untuk pencederaan atas nilai-nilai itu, semua pihak yang terbabit langsung dengan kejadian tersebut patut introspeksi, dengan mengedepankan hati nurani dan kejernihan akal budinya, tanpa terbawa kepentingan politik apapun.

3. Kepada pihak-pihak yang datang meminta petuah ke LAM Riau sebelum kejadian itu, pimpinan LAM Riau sudah mengingatkan, apa pun bentuknya, hendaklah tetap di koridor hukum dan peraturan perundang-undangan, dengan cara-cara jalur yang santun, beradab, dan bermartabat.

4. Mari kita hormati perbedaan-perbedaan pilihan politik sesama kita; kita kelola dengan akal budi, dalam semangat harmoni sosial yang selama ini mampu kita jaga-pelihara.

5. Untuk aparat keamanan, kalau diperlukan ke depan, aparat keamanan perlu mengembangkan sikap musyawarah dengan para pihak dan tidak menang-menangan.

6. Masyarakat adat dan kelembagaan adat jangan terprovokasi oleh hal-hal yang mencederai harmonisasi kemasyaratakatan.***(ran/rls)