Lima Desa di Meranti jadi Pilot Project Baznas Zakat Community Development Pusat

Lima Desa di Meranti jadi Pilot Project Baznas Zakat Community Development Pusat

Meranti(SegmenNews.com) – Kepulauan Meranti dijadikan Pilot Project untuk program Badan Amil Zakat (Baznas) pusat yakni Zakat Community Development (ZCD). Program dari ZCD tersebut meliputi sektor pertanian, peternakan, perikanan dan usaha produktif lainnya.

Untuk tahap awal bantuan untuk lima desa sudah terealisasi dan didistribusikan melalui program sesuai permintaan warga yang akan dikoordinir langsung oleh Baznas. Adapun total usulan anggaran untuk lima desa tersebut sesuai kebutuhan dan jumlah asnaf mencapai Rp2,9 miliar.

Lima desa tersebut adalah, Tanjung Sari, Beting, Semukut, Pangkalan Balai, dan Desa Centai.

Untuk Kepulauan Meranti ada 13 desa yang merasakan program ZCD itu 11 desanya berada di Kecamatan Pulau Merbau, 1 desa Di Rangsang Pesisir yakni Desa Beting, 1 desa lainnya berada di Kecamatan Tebing Tinggi Timur yakni Desa Tanjung Sari. Total nilai Zakat yang akan disalurkan untuk keseluruhan mencapai Rp11 miliar setiap tahunnya.

Pendistribusian zakat Community Development (ZCD) Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Kepulauan Meranti pertama kalinya dilakukan di Desa Tanjung Sari Kecamatan Tebingtinggi Timur. Sesuai usulan masyarakat, desa itu mendapatkan 10 unit komputer beserta meja dan kursi serta 1 unit printer untuk SDN 02 dan SMP satu atap, pembangunan Mushalla Tanwirul Mustaqim senilai Rp245.360.000, Budidaya tanaman kelapa untuk 20 KK, 60 ekor sapi untuk 30 KK, dan 3 titik sumur bor.

Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Baznas Provinsi Riau, H. Yurnal Edward, SE, M.Si, AK.CA, Ketua Baznas Kepulauan Meranti Sunarto SAg, Ketua II Bagian Distribusi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kepulauan Meranti, H Abdul Karim Z, dan Camat Tebingtinggi Timur, Suyatno, serta masyarakat penerima manfaat.

Ketua Baznas Kepulauan Meranti Sunarto SAg didampingi Ketua II Bagian Distribusi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kepulauan Meranti, H Abdul Karim Z mengatakan program ZCD di Kepulauan Meranti ini merupakan yang pertama di Propinsi Riau.

“Untuk Propinsi Riau kita yang perdana, karena Meranti dijadikan pilot project program ini. Untuk itu bantuan melalui program yang telah disalurkan ini harus berhasil, karena jika tidak kabupaten/ kota lainnya akan terkena imbas dan tidak akan mendapatkan bantuan yang telah diajukan,” kata Sunarto, Senin (17/9/2018) disela sela pendistribusian ZCD di Desa Tanjung Sari.

Sunarto juga menjelaskan tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi angka kemiskinan serta memberdayakan masyarakat dan meningkatkan taraf perekonomiannya.

“Tujuan program ZCD Baznas ini adalah untuk mengurangi angka kemiskinan. Dengan program tersebut, minimal mereka tidak lagi menjadi mustahik (penerima zakat, red), namun bagaimana mereka bisa berzakat. Untuk itu gunakan sebaik baiknya bantuan ini,” kata Sunarto.

Lebih lanjut dijelaskan, keberhasilan program ini juga terdapat pada peran para pendamping yang disebut sebagai Sahabat ZCD.

“Keberhasilan program ini juga terdapat pada peran para pendamping, kerja ini memang berat, namun program ini juga dimaksudkan untuk membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, untuk itu kita harus sejalan sesuai dengan target zakat kita pada tahun 2018 ini sebesar Rp1,5 milyar, saat ini baru tercapai Rp1,1 miliar,” ungkap Sunarto.

Sementara itu Ketua Baznas Provinsi Riau, H. Yurnal Edward, SE, M.Si, AK.CA mengungkapkan, keberhasilan program itu seiring peran Bupati Kepulauan Meranti yang merespon dengan baik terhadap program ini.

“Di seluruh Indonesia, terdapat 524 kabupaten/ kota yang mengajukan program ini, namun berkat kegigihan bupati dalam merespon program ini dan memperjuangkannya di Baznas pusat, maka program ini terus berkelanjutan,” kata Yurnal.
Lebih jauh dikatakan, kedepannya melalui program ZCD ini Baznas tidak lagi memberi bantuan, namun lebih kepada memberdayakan masyarakat agar perekonomian masyarakat terus meningkat.

“Kami dianggap gagal jika mustahil yang dibantu tidak bisa berinfak tahun depan. Selain itu kita berharap di Provinsi Riau tidak seperti program terdahulu contohnya program K2I, program itu bagus, karena tidak konsisten akhirnya gagal. Selain itu kita punya target mengentaskan kemiskinan 1 persen dari jumlah penduduk miskin sesuai dengan indeks desa zakat dan indeks zakat nasional,” ungkap Yurnal.

Ia juga menjelaskan, sejauh ini Baznas Meranti bersama Baznas Provinsi Riau sudah melakukan survei di 13 desa tersebut. Survei tersebut untuk menentukan siapa saja mustahiq yang berhak menerima Zakat tersebut.***(DM)