Kinerja Dikritik, Kades Batang Dui: Mari Kita Komunikasi yang Sifatnya Membangun

Wahyu Hidayat S.IP

Bathin Solapan(SegmenNews.com)- BPD (Badan Perwakilan Desa) Desa Batang Dui, Kecamatan Bahtin Solapan, Kabupaten Bengkalis, H M Masri mengkritisi kinerja Kepala Desa, Wahyu Hidayat S.IP.

Masri menilai selain Kades Wahyu jarang ngantor akhir-akhir ini, ia juga kurang transparan dalam kegiatan di desa.

Masri juga menyebutkan Kades rangkap  jabatan sebagai Ketua LKMD sekaligus Direktur BumDes, hal ini dinilai sudah menyalahi aturan.

Selanjutnya tunda bayar gaji staf dan pegawai triwulan terakhir selama 4 bulan untuk tahun 2017.

“Seharusnya Kades menghormati suktural lainnya (BPD), sebagai perwakilan masyarakat. Semua pesoalan ini sudah pernah kita klarifikasi, melalui Sekertaris Desa, sedangkan kepala desa susah diajak komunikasi,” kesal H Masri, Jum’at, 04/01/19)

Terpisah, Kades Wahyudi memjelaskan semua kritikan terhadap dirinya. Menurutnya, persoalan rangkap jabatan, berdasarkan rapat internal bulan September 2018, bahwa Direktur Bumdes  Kaharudin, akan berakhir pada bulan Januari 2019.

“Kebetulan yang bersangkutan dipercaya sebagai Ketua LPMD ( Lembaga Perwakilan Masyarakat Desa), untuk 1 RW memilih perwakilan mereka,” ungkap Wahyu.

Ia juga membenarkan tentang  Surat edaran berupa imbauan dari Dinas PMD no.11.22 tentang penyelesaian tunda bayar untuk tunjangan/gaji staff yang belum dibayar.

Namun mengacu pada Perbup 78 tahun 2017 tentang arahan pengelolaan dan pertanggung jawaban penggunaan di tahun anggaran, hal ini jadi dilema terkait terjadinya rasionalisasi anggaran.

Dan berdasarkan masukan dan demi kelancaran administrasi dan program sesuai RPJMDes, anggaran 2018 tetap dimaksimalkan, katanya, sehingga gaji staff triwulan ke 4 tetap diarahkan penyelesaiannya ke Pemkab melalui Dinas PMD.

“Terkait tunda bayar diarahkan ke Dinas PMD, hal ini untuk menghindari polemik bila ada hal hal yang tidak dapat terealisasi di 2018, semua sudah ada rancangan pos posnya, ini pun jauh hari sudah kita sampaikan ke BPD,” terang Wahyu Hidayat.

Untuk Anggaran 2018 lanjutnya, ada 6 item pekerjaan yang mesti digesa, namun berhubung waktu singkat sehingga terjadi silpa.

Sementara yang dapat terealisasi hanya  sebanyak 3 item, 2 semenisasi dan 1 boxs cover. Itu demi menghindari kurangnya bobot pekerjaan, lebih baik dilakukan tahun 2019 (Silpa).

Walau demikian, kata Wahyudi, pelayanan terhadap masyarakat tetap berjalan dengan baik tanpa keluhan.

Terkait jarang ngantor, Wahyudi menjelaskan lagi, bahwa akhir tahun 2018 ia banyak melakukan perjalanan ke luar daerah, Bengkalis dan Pekanbaru, hal itu terkait perubahan anggaran dan program Pemkab.

“Apalagi akhir akhir ini, jantung pusat kegiatan besar ditempatkan di Desa Batang Dui,” ujarnya.

Menurut Wahyudi, sebagai kepala desa, ia telah memberdayakan seluruh elemen. Namun bila memang ada kekurangan, ia mengajak seluruh elemen duduk bersama demi memajukan desa.

“Bila ada yang kurang, mari komunikasikan dengan baik, tanpa ada niatan yang negatif, untuk kemajuan Desa mari duduk bersama, sesuai arahan Bupati tetap berhati hati dalam pengelolaan Anggaran, dan menghindari dampak Rasionalisasi pada pelaksanaan program Desa,” sampai Wahyu Hidayat.***(edi).