Pekanbaru(SegmenNews.com)- Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) melakukan visitasi akreditasi pada program studi (Prodi) Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).
Dua tim asesor tersebut adalah Dr Parwoto, MPd (Universitas Negeri Makasar), Dr Rohimi Zamzam, SPsi, SH, MPd, Psikologi (Universitas Muhamadiyah Jakarta).
Kedatangan kedua tim disambut Dekan Fakultas Agama Islam UIR Dr H Zulkifli Rusby dan Wakil Dekan I Miftah Syarif, Wakil Dekan II Dr Hamzah, Wakil Dekan III Mawardi Ahmad.
Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Islam Riau Dr H Syafhendry, MSi menyampaikan selamat datang kepada kedua asesor. Dalam sambutannya di acara pembukaan visitasi, Syafhendry menyampaikan bahwa saat ini UIR sedang mempersiapkan borang untuk 18 program studi yang akan diakreditasi international.
”Mudah-mudahan kedatangan kedua asesor yang melakukan assigment lapangan di PIAUD memberi hasil yang menggembirakan bagi kita,” kata Syafhendry dalam sambutannya di visitasi FAI Senin pagi (5/8).
Akreditasi PIAUD merupakan yang pertama sejak program studi itu didirikan.
Dihadapan Tim Asesor BAN PT, Syafhendry menyampaikan bahwa sekarang Universitas Islam Riau memiliki 42 program studi termasuk enam prodi jenjang magister. Sebanyak 10 prodi diantaranya terakreditasi A. Terkait dengan rencana UIR mengikuti akreditasi international melalui lembaga ASiC yang berpusat di Landon Inggris, Syafhendry mengatakan, seluruh dokumen borang sedang dipersiapkan oleh panitia yang dibentuk Rektor.
”Akhir Agustus Pak Rektor akan bertemu CEO ASIC di Bali membahas soal tehnis akreditasi,” kata Syafhendry.
Di tempat yang sama Tim Asesor Dr Parwoto menyebutkan, pengelolaan perguruan tinggi saat ini dilakukan oleh lembaga penjaminan mutu atau LPM. Begitu pun di Universitas Islam Riau. Semua borang terkait akreditasi PIAUD telah dikirim ke BAN PT. ”Saya bersama Ibu Rohimi hanya melakukan assigment lapangan dan memverifikasi dokumen-dokumen yang telah disiapkan,” ujar Parwoto.
Jadi laporkan apa yang sudah dikerjakan dan kerjakan apa yang telah dikerjakan sesuai ketentuan di BAN PT. ”Jangan pelesetkan borang dengan singkatan boong dan ngarang,” kata Parwoto berkelakar.***(rls/Chir)