Meranti(SegmenNews.com)- Ketua DPRD Kabupaten Meranti, Ardiansyah menyebutkan kondisi pelabuhan Tanjung Pal Buton sangat memprihatinkan dan membahayakan penumpang.
Kondisi ini sangat miris, ditengah keegoisan pengelola menentukan tarif, namun tidak ditunjang dengan keamanan dan kenyamanan bagi penumpang yang menggunakannya.
Ardiansyah juga sebagai pengguna jasa pelabuhan menyebutkan, saat ini kondisi pelabuhan berlubang dan patah. Tentunya sangat berbahaya, ditambah lagi aktifitas di pelabuhan sangat tinggi.
“Lihatlah kondisinya, penumpang yang melewati pelabuhan ini harus membayar Rp5.000 per orang, untuk barang Rp10.000 per potong. Padahal sewaktu kita memakai pelabuhan pemerintah, pungutan ini tidak ada sama sekali,” kesalnya.
Ia meminta pengelola memakai hati nurani. Sebab masyarakat yang sudah membayar harusnya diberikan pelayanan dan fasilitas yang baik. Pelabuhan yang patah mesti diperbaiki.
“Tolong lah pihak pelabuhan rakyat Tanjung Pal Buton ini pakai hati sedikit. Masyarakat sudah membayar tolong pelabuhannya yang patah diperbaiki, sebelum ada masyarakat yang menjadi korban, kalau difikirkan lagi biaya yang dipungut tidak sebanding dengan fasilitas yang diterima, minimal keselamatan penumpang yang diutamakan,” harap Ardianyah.
Sejauh ini, kata Ardiansyah, berbagai langkah sudah dilakukan oleh pemerintahan Kepulauan Meranti, seperti menyurati Gubernur Riau dan Kapolda Kapolda Riau. Bahkan telah dilakukan hearing bersama Komisi II DPRD Kepulauan Meranti, Dishub dan pihak penyelenggara jasa angkutan laut ( Spedboat Nagaline ), Selasa (25/2/20) lalu.
Didalam hearing tersebut pihak Nagaline sudah memberikan opsi lain kepada pengelola pelabuhan Tanjung Pal Buton seperti membayar Rp3 juta perbulan dan menambah gerobak, tetapi ditolak pengelola dan masyarakat disana.***(rls/Ags)