Meranti(SegmenNews.com)- Belasan petani di Desa Tanjung, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti dinilai berhasil membudidayakan bawang merah. Padahal, lahan di daerah tersebut umumnya bergambut yang kurang sesuai ditanami komoditas tersebut.
Budidaya bawang merah di lahan gambut disana ditargetkan mampu menghasilkan 5 ton dalam satu hektar lahan. Produksi ini tentunya sangat luar biasa, karena bisa setara dengan hasil budidaya bawang merah yang dilakukan di lahan konvensional
Adalah Kelompok Masyarakat ( Pokmas ) Pokmas Fajar Berseri Desa Tanjung Kecamatan Tebingtinggi Barat yang menerima bantuan modal dari program Revitalisasi Ekonomi Masyarakat dari Badan Restorasi Gambut (BRG). Dimana bentuk program revitalisasi ini disesuaikan dengan kondisi karakteristik dan potensi desa.
Kelompok Fajar Berseri yang dibentuk beberapa tahun lalu ini diketuai oleh Misbahul Munir. Anggotanya sebanyak 15 orang yang mayoritas merupakan warga setempat yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Dikatakan progam tersebut adalah untuk mendorong program revitalisasi ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di area lahan bekas terbakar, sebagai salah satu upaya restorasi gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti khususnya di Desa Tanjung Kecamatan Tebingtinggi Barat.
Dengan memanfaatkan lahan seluas dua hektar, kelompok ini telah menanam bibit bawang sebanyak 1,8 ton yang didatangkan langsung dari Nganjuk, Jawa Timur.
“Bibit yang langsung kami datangkan dari Nganjuk Jawa Timur itu sebanyak 1,8 ton yang merupakan program langsung dari BRG dalam hal merevitalisasi ekonomi masyarakat. Bibit tersebut baru ditanam di hamparan seluas satu hektar dan sisanya dalam persiapan tanam,” kata Munir, Selasa (15/12/2020).
Dikatakan saat ini mereka juga sudah panen perdana sebanyak 430 kilo. Dimana hasil tersebut dinilai belum memuaskan lantaran kondisi curah hujan yang tinggi.
“Dari bibit sebanyak 1,8 ton tersebut jika ditanam normalnya akan menghasilkan 10 kali lipat, namun karena cuaca yang kurang bagus sehingga hasilnya kurang maksimal. Yang kita perdana kemarin itu hasil panen bibit 60 kilo dan hasilnya 430 kilo dan harusnya hasilnya itu 600 kilo dengan usia panen 60-75 hari,” ungkap Munir.
Kedepan pihaknya menargetkan panen Bawang Merah dari lahan yang mereka garap sebanyak puluhan ton.
“Lahan seluas dua hektar itu kami bagi, dimana untuk satu hektar itu dibagi kedalam 5 blok dan didalam satu blok itu kami targetkan menghasilkan 600 kilo dan target panen itu dalam satu hektar menghasilkan 5 ton. Idealnya dalam 100 kilo bibit bisa menghasilkan 700 kilo sampai 1 ton,” jelasnya.
Saat ini bawang hasil panen bawang tersebut mereka jual dan hasilnya dibagi kepada setiap petani yang menjadi anggota kelompok setelah dikurangi modal untuk penanaman berikutnya.
“Hasil panen bawang tersebut kami jual dan untuk sementara harganya dijual seharga Rp20 ribu perkilo dan hasilnya itu dibagi kepada setiap anggota yang berjumlah 15 orang setelah dikurangi modal untuk penanaman selanjutnya,” ujarnya.
Terhadap bantuan yang telah diberikan, Munir mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait, terlebih lagi bantuan itu diberikan ditengah pandemi Covid-19.
“Ucapan terimakasih kepada Presiden,
BRG RI, DLHK Propinsi Riau serta
pendamping BRG atas bantuan yang telah diberikan di tengah pandemi Covid-19 dan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Dia menambahkan, budidaya bawang merah secara luas di Lahan Gambut masih belum banyak dilakukan.
Salah satu penyebabnya yaitu pengetahuan petani yang masih sangat minim.
Hal ini menyebabkan pasokan bawang merah sangat tergantung dengan ada atau tidaknya ketersediaan bawang merah dari pulau Jawa. Hal ini menyebabkan harga jualnya menjadi relatif tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya budidaya secara luas untuk mengatasi ketersediaan bawang merah di Lahan Gambut baik secara intensifikasi.
“Kedepannya kita berharap adanya sentuhan pemerintah daerah untuk mengembangkan budidaya bawang merah dengan memberdayakan petani dan tentunya diberikan pendampingan dan pelatihan karena wilayah kita sangat potensial untuk dikembangkan,” pungkasnya.(Ags)