Selain itu, fasilitas, infrastruktur serta sarana prasarana banyak yang rusak akibat banjir, dan telah menelan kerugian lebih dari Rp 90 miliar.
Bencana banjir ini menunjukkan ketahanan lingkungan di Kalimantan Selatan masih lemah. Adanya kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan yang masif sehingga mengakibatkan kurangnya serapan air, disinyalir menjadi penyebab utama banjir besar di Kalimantan Selatan.
Sedangkan lebih dari 89.000 jiwa mengungsi pascagempa 6,2 skala richter yang menimpa Sulawesi Barat, tepatnya di Mamuju dan Majene. Mereka masih bertahan di pengungsian dikarenakan rumah tempat tinggal yang hancur serta masih adanya ketakutan akan gempa susulan. Tanggap darurat di Mamuju diperpanjang sampai dengan akhir bulan Januari 2021.
Nahnu Hidayatulloh, Branch Head FIFGROUP Cabang Mempawah mengatakan : “FIFGROUP melalui network-nya di titik-titik lokasi bencana berusaha yang terbaik untuk hadir dan bersama-sama melalui kondisi yang sulit ini. Bantuan sembako yang kami berikan berisi bahan pangan seperti beras, minyak goreng, telur dan mie instan. Semoga bantuan ini dapat memberikan vitamin penyemangat bagi para korban dan kita bersama-sama berdoa semoga bencana ini cepat berakhir dan dapat beraktivitas seperti sedia kala.”
Senada dengan Nahnu, hal yang sama juga diungkapkan oleh Branch Head FIFGROUP Cabang Langsa, Kinoi Yudhistira : “Kondisi ini adalah musibah yang menjadi beban kita bersama. FIFGROUP ingin berbagi dan membantu meringankan beban para korban. Semoga apa yang diberikan dapat memberikan manfaat.”***(rls)