Pekanbaru(SegmenNews.com)- Yayasan Jejak Kaki Peduli Negeri (JKPN) menggelar talk show tolak LGBT bertajuk “Al Qur’an Menyikapi Perilaku Menyimpang”, Jumat (21/7/23). Kegiatan ini dalam rangka pelantikan pengurus baru tahun 2023 hingga 2025 dan pembukaan Karantina Tahfidz Qur’an Al Hamasah angkatan ke-3.
Talkshow yang diisi oleh Ustadz Dr. Doni Putra, Lc,. M.Hum, Datuk Ridwan, S.Ag,. M.Sy, Dr. dr. Tubagus Odih R W, MKM,. SpBA,. SubSp D.A (K),. FISQua ini berlangsung di Masjid Ar Rahman Srikandi.
Ustadz Doni Putra menyampaikan, Perilaku Menyimpang bukanlah hal baru, Al Qur’an sudah menjelaskan pada zaman nabi Luth pun perilaku ini sudah terjadi.
“Bahkan zaman nabi Luth, perilaku keji yang tidak dibuat oleh makhluk lain bahkan hewan sekalipun, ini sudah ada, laki laki mendatangi laki laki, perempuan mendatangi perempuan atau suka sesama jenis dalam Qur’an ini disebut fahisya (perbuatan yang sangat keji), kenapa keji? karena akan banyak kerusakan akibat perbuatan ini, kita ambil contoh kasus pembunuhan akibat kecemburuan sesama jenis ini, kasus di London misalnya,” kata Ketua JKPN ini.
Datuk Ridwan menyambung, perilaku menyimpang ini semakin mengkhawatirkan dan begitu cepat menjamur di kalangan muda. bahkan yang menyedihkan ungkap Datuk Ridwan, Ketua LGBT di Indonesia berasal dari Riau, Kabupaten Siak tepatnya.
“Ini meresahkan kita, mencoreng nama baik Riau sebagai serambi makkah, Riau yang terkenal dengan nilai nilai luhur budaya melayu, yang kental dengan Keislaman. maka penyebab awal dari perilaku menyimpang wajib kita waspadai, berawal dari memilih jodoh, pernikahan dan bagaimana dalam berumahtangga. jika alur ini kita perhatikan, Insyallah akan lahir generasi generasi yang tangguh dan kuat aqidah nya”, jelas Petinggi LAMR Pekanbaru ini.
Sedangkan Dokter Odih menyampaikan, LGBT merupakan virus yang sangat kuat penularannya dibanding Covid 19. Karena virus LGBT bisa ditularkan dari perilaku atau interaksi sosial masyarakat, sehingga setiap orang yang sudah kelihatan perilaku menyimpang dalam dirinya wajib dikarantina dan di bina sebaik munkin. “bukan kita jauhi, jangan dijauhi, tapi bina dengan baik. karena dari sisi medis ini sama hal sebenarnya dengan penyakit jiwa, maka kita perbaiki lagi jiwa nya supaya normal kembali. dan kasus LGBT ini paling banyak itu laki laki, maka harapan kita dengan Al Qur’an ini lah mentalitas laki laki itu terjaga, tidak menyimpang dan faktor lingkungan juga sangat berpengaruh dalam hal ini”, jelas Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Riau ini.
Adapun Karantina Tahfidz Qur’an angkatan ke-3 ini akan berlangsung selama 6 bulan dengan target hafalan 30 juz mutqin. Peserta karantina yang datang dari berbagai daerah di Riau ini akan dibimbing oleh kakak angkatannya angkatan 2 dan di bina langsung oleh Ustadz Abdul Harris Al Hafidz yang sudah memiliki beberapa sanad dalam Hafiz Al Qur’an.
Kegiatan Karantina Tahfidz Qur’an Al Hamasah ini 100 persen beasiswa bagi seluruh peserta, yang di taja oleh Yayasan JKPN dan di sponsori oleh PT.KAKI dan Masjid Ar Rahman Srikandi/ Sekuntum.*** (her/rl)