Rohul(SegmenNews.com)- Terkait polemik kebun kemitraan pola Kredit Koperasi Primer (KKPA) PT Anugerah Niaga Sawindo (ANS) dengan Koperasi Anugerah Pakis (KAP). Rafi Harahap Manager Humas mengajak Koperasi Anugerah Pakis bersama-sama menuntaskan persoalan tumpang tindih lahan.
“Lahan yang diberikan Koperasi saat ini di kuasai oleh pihak lain, jadi bagaimana kami mau membangun kebun plasma tersebut. Jika koperasi menuntut MoU tersebut, akan kami realisasikan asal lahan tersebut clear and clean,” ujar Rafi Harahap kepada SegmenNews.com, Rabu 3 Juli 2024.
Rafi juga mengakui pernyataan Ketua KAP Palgunady yang akan membangun KKPA secara bertahap seluas 50 hektare dan meminta nama nama anggota penerima Plasma.”Iya, apa yang disampaikan Ketua KAP itu benar, tapi saat ini lahan yang diberikan KAP belum clear dan clean, masih banyak dikuasai pihak lain, jangan nantinya pihak perusahaan dibenturkan ke masyarakat,” tambah Rafi.
Lanjutnya, pihak PT ANS sudah melakukan inventarisasi lahan bersama pihak koperasi KAP dan hasil analisa sudah diberikan ke Koperasi. PT ANS tidak mau dibenturkan oleh masyarakat yang sudah menguasai lahan disana, untuk itu koperasi sebagai garda terdepan di masyarakat untuk dapat menjaga lahan yang akan dilakukan pola kemitraan bersama PT ANS.
“Jadi kami minta kepada Koperasi, ayo bersama sama kita bersihkan dan jaga lahan yang akan dilakukan kemitraan bersama PT ANS dari penyerobot lahan, jika membutuhkan biaya kami siap, asal sesuai dengan pertanggungjawaban dan peruntukannya, demi kepentingan kita bersama,” kata Rafi.
Jika lahan tersebut sudah Clear and Clean, pihak PT ANS siap membangun pola KKPA bersama KAP. “Kalau lahan tersebut sudah Clear dan Clean, kami bersedia membangun kebun pola KKPA, atau permohonan ingin dikelola langsung pihak koperasi dalam pembangunannya dan budget dari kami,”lanjut Rafi.
Saat ini ada 3 Koperasi yang bermitra dengan PT ANS diantara Koperasi Anugerah Pusu Jaya, Koperasi Megatani Sejahtera dan Anugerah Pakis. “Saat ini koperasi yang aktif bermitra Koperasi Anugerah Pusu Jaya, sudah aktif pendataan, nantinya berbagi hasil dari yang tertanam dan berproduksi, bukan dari luas,” ujarnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak terprovokasi kepada pihak perusahaan dan tetap menjaga soliditas. “Kami menghimbau masyarakat tidak terprovokasi oleh informasi yang bersifat adu domba, tetap menjaga soliditas demi kemajuan bersama,” tutup Rafi.**(ar)