![](https://segmennews.com/wp-content/uploads/2025/02/FOTO-RILIS-50TH-IWAPI.jpeg)
Jakarta(SegmenNews.com)- Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) merayakan HUT ke-50 dengan tema Konsisten dalam Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Inovatif, Inklusif, Kolaboratif Menuju Indonesia Emas. Perayaan ini menjadi momentum penting bagi IWAPI yang telah berkiprah sejak 10 Februari 1975 dalam memperjuangkan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia.
Sejak didirikan, IWAPI telah berkembang pesat dengan kehadiran di 35 provinsi, 259 kabupaten/kota, bahkan hingga ke tingkat kecamatan. Organisasi ini juga memiliki satu perwakilan di Malaysia. Saat ini, IWAPI menaungi lebih dari 40.000 anggota, yang 98% di antaranya adalah pelaku UMKM perempuan.
“Peran UMKM perempuan dalam perekonomian nasional sangat signifikan. Berdasarkan data, 64% UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan, yang memberikan kontribusi sebesar 61,07% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara dengan Rp8,574 triliun pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya perempuan dalam mendukung perekonomian Indonesia,” kata Ir. Nita Yudi, MBA Ketua Umum DPP IWAPl yang didampingi Ketua Panitia Pelaksana, Hanna Fadel Muhammad.
Selama lima dekade, lanjut dia, IWAPI menghadapi berbagai tantangan, namun tetap bertahan dan berkembang menjadi organisasi perempuan pengusaha terbesar di Indonesia dan ASEAN. Keberlanjutan organisasi ini tidak lepas dari kolaborasi erat dengan pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan.
Dikatakan Nita Yudi lagi, saat ini IWAPI mendapat kepercayaan dari pemerintah sebagai focal point ASEAN Women Entrepreneurs Network (AWEN) Indonesia, organisasi yang mewadahi perempuan pengusaha di 10 negara ASEAN. IWAPI juga ditunjuk sebagai Advocate dan Co-Chair dalam G20 Empowered.
“Dengan bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS pada 25 Januari 2025, IWAPI kembali dipercaya sebagai Leader of Women Empowerment dalam forum tersebut,” ujarnya.
Nita menambahkan, di tingkat daerah, IWAPI menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendukung kebijakan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Keberadaan IWAPI berperan penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui kemitraan strategis dengan berbagai pihak, baik di tingkat nasional maupun global.
Kontribusi IWAPI sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam Asta Cita, 17 program prioritas, dan 8 Quick Win Program. Program-program ini mencakup penciptaan lapangan kerja, penguatan kewirausahaan, peningkatan pembangunan sumber daya manusia, kesetaraan gender, serta pemberdayaan perempuan dalam ekonomi.
Sebagai bagian dari perayaan 50 tahun IWAPI berdiri, organisasi ini mengadakan kegiatan sosial berupa pemberian makanan bergizi kepada siswa sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, lansia, dan perempuan difabel.
Menurut Nita lagi, kegiatan ini merupakan implementasi dari hasil Rapat Pleno DPP IWAPI ke-XXIX dan Rakornas DPD se-Indonesia serta perwakilan Malaysia, yang menegaskan pentingnya program peningkatan gizi dalam menciptakan generasi penerus yang sehat dan berkualitas.
“Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak di lebih dari 50 titik di Indonesia dan Malaysia dengan total lebih dari 50.000 paket makanan bergizi,” jelasnya.
Di era digital seperti sekarang ini, IWAPI terus berinovasi dengan meluncurkan IWAPI DIGITAL, sebuah platform yang bertujuan meningkatkan literasi digital bagi perempuan pengusaha. Platform ini mencakup iMarketku (marketplace IWAPI), iAcademiku (pusat pembelajaran online gratis untuk anggota IWAPI), serta informasi lengkap mengenai organisasi IWAPI.
“Dengan adanya IWAPI DIGITAL, diharapkan para pengusaha perempuan dapat naik kelas dan memperluas jangkauan bisnis mereka, IWAPI juga berkomitmen untuk terus memperjuangkan peningkatan ekonomi perempuan dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan semangat inovatif, inklusif, dan kolaboratif, IWAPI siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Veronica Tan, dalam sambutannya mengungkapkan, dalam mendukung penguatan ekonomi perempuan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama. Oleh karena itu dia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan dalam menciptakan ekosistem yang lebih inklusif bagi perempuan.
Ke depan menurut dia, tantangan seperti kebutuhan ekonomi yang mendesak, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perdagangan manusia, dan eksploitasi tenaga kerja, masih kerap terjadi pada kaum perempuan.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada generasi muda khususnya untuk kaum perempuan selaras dengan kebutuhan dunia kerja. Vero menekankan bahwa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seharusnya memiliki tingkat penyerapan kerja hingga 80% setelah lulus. Jika terdapat kesenjangan keterampilan, maka pelatihan tambahan harus diberikan agar mereka siap bersaing di pasar kerja.
“Menjadi pengusaha bukanlah hal yang mudah. Diperlukan disiplin, ketekunan, dan kemauan untuk terus belajar. Generasi muda harus dibekali dengan etika, karakter, dan keterampilan yang memadai. Jika seseorang tidak mampu menjaga kerapihan dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari, maka akan sulit baginya untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses,” pungkasnya.***(rl)