Pelalawan(SegmenNews.com) – Sudah beberapa bulan terakhir gajah liar menghantui petani sawit di Desa Betung, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau. Ironisnya lagi, hewan berbobot besar, itu sering meresahkan masyarakat dengan cara merusak tanaman sawit petani.
“Kalau kita bunuh kita akan dipenjara, kalau dibiarkan kita yang mati karena sawit habis dimakan oleh gajah ini,” kesal salah satu petani Desa Betung, Abdul Gafur, Ahad 5 Februari 2023.
Sementara selama ini, tambah Abdul Gafur, pihak-pihak terkait tidak ada keseriusan sama sekali dalam penindakannya hingga saat ini. Dan dirinya berharap ada langkah cepat terutama dari Balai Koservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA) agar masyarakat tidak gegabah atas konflik yang terjadi dilapangan.
“Kita minta BKSDA bisa serius menangani persoalan gajah ini, karena tidak sedikit sawit kami dan petani lainnya yang menjadi korban. Kami juga berharap secepat mungkin BKSDA dan pihak terkait lainnya bisa menyelesaikan konflik yang sudah berbulan-bulan ini,” pungkasnya.
Selain itu, Kepala Desa Betung Darman, mengaku sudah beberapa kali memberitahukan persoalan ini ke BKSDA namun tidak mendapatkan respon yang positif.
“Kami selaku pemerintah desa Betung sudah sering meminta tim untuk turun baik BKSDA, TNTN mau pun pihak terkait tapi sampai saat ini tak ada respon,” ungkap Darman, kepada SegmenNews.com.
Semantara itu, Kabid Wilayah 1 Sumatera BKSDA Riau, Hansen Siregar, dihubungi sejak awal konflik satwa liar terjadi tak kunjung memberikan komentar hingga artikel ini dimuat.
Untuk diketahui, sebagai data tambahan sepanjang tahun 2022 sampai dengan awal tahun 2023 ini ada beberapa kasus satwa liar yang membuat resah masyarakat mulai dari Beruang masuk kampung di Kecamatan Bunut, Harimau Sumatera makan hewan ternak di Kecamatan Bandar Petalangan dan kali ini gajah liar mulai dari Kecamatan Langgam hingga Kecamatan Pangkalan Kuras yang kini belum ada kepastian penyelesaian konflik tersebut.***(Ikii)