Pangkalan Kerinci (SegmenNews.com)- Polres Pelalawan tetap berkomitmen menuntaskan kasus dugaan penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar dan premium yang disalurkan melalui SPBU Buyakarim, Jalan Beton, Pangkalan Kernci beberapa waktu lalu. Kini kelanjutan penyidkan kasus tersebut masih menunggu saksi ahli dari BP Migas pusat.
“Kasusnya masih kita proses, dan rencana dalam waktu dekat kita akan ke Jakarta, untuk memeriksa saksi ahli dari BP Migas pusat,” ujar Kapolres Pelalawan AKBP A Supriyadi SIK MH melakui Kasat Reskrim AKP Bimo Ariyanto SH SIK.
Namun Kasat Reskrim, tidak membeberkan kapan tim penyidik Sat II Reskrim Polres Pelalawan berangkat untuk memeriksa ahli tersebut. Setelah sebelumnya memeriksa Kepala Dinas Perindustrian dan Perdangan (kadisperidagsar) Zuherman Das, dan Dinas Perhubungan dan Informasi kabupaten Pelalawan.
Terkait rekomendasi pembelian BBM subsidi di SPBU untuk mesin Pembangkit Tenaga Disel (PLTD) masyarakat. Tapi diduga disalah gunakan untuk di jual ke Pabrik Kelapa Sawit (PSK) di daerah Kecamatan Langgam tersebut. Sehingga pembelian dengan mengunakan jerigen dalam jumlah besar.
Tapi aksi itu berhasil digagalkan oleh aparat kepolisian dari Polres Pelalawan yang melakukan patroli yang menangkap mobil cerry warna hitam bermutan sebanyak 39 jerigen, pada Rabu (24/9) lalu bersama dengan supirnya Khairul. Walau sempat di amankan tapi Khairul yang telah ditetapkan sebagai tersangka tidak ditahan.
“Supirnya telah kita tetapkan tersangka, tapi tidak dilakukan penahanan. Namun kasusnya tetap lanjut dan barang bukti masih kita amankan di gudang,” kata Bimo.
Sementara apa ada keterlibatan pihak SPBU dalam penyaluran BBM Subsidi, kini penyidik Sat Reskrim Polres Pelalawan masih melakukan pendalaman. Apalagi aksi itu bukan pertama kali terjadi dan tertangkap tangan saat operator mengisi BBM subsidi ke dalam jerigen dalam jumlah banyak yang diangkut dengan mengunakan mobil.
Karena lemahnya pengawasan dari Desperindagsar, terhadap SPBU Buya Karim, aksi itu kembali terjadi, bukan saja penyelewengan BBM subsidi yang di jual ke pabrik, tapi juga BBM selalu langka, hingga terlihat pada siang hari SPBU Buya Karim selalu kosong, tapi sebaliknya pada malam antrian mengunakan jerigen selalu ramai, ketika mobil tangki Pertamina baru bongkar.***(fin)