Rokan Hulu (SegmenNews.com)- Kantor Kementerian Agama (Kan Kemenag) Kab Rokan Hulu (Rohul) ditetapkan sebagai pilot project Zona Integritas dengan penerapan lima budaya kerja, yaitu Integritas, Profesional, Inovasi, Bertanggungjawab, dan Keteladanan, oleh Kakanwil Kemenag Riau Drs H Tarmizi Tohor MA, akhir pecan lalu di Kanwil Kemenag Riau, Pekanbaru.
Demikian disampaikan Kakan Kemenag Rohul Drs H Ahmad Supardi Hasiubuan MA, ketika memberikan pengarahan kepada seluruh pejabat dan karyawan/ti di lingkungan Kemenag Rohul, yang meliputi Kasubag Tata Usaha, para Kasi dan Penyelenggara, Kepala MIN, MTsN, MAN dan Kepala KUA se Rohul, SEnin (2/2/2015) di halaman Kemenag Rohul, Pasir Pengaraian.
Dikatakannya, Menteri Agama RI Bapak Lukman Hakim Saifuddin (LHS) telah menetapkan lima budaya kerja sebagaimana tersebut di atas, yang harus dilaksanakan dan menjadi perilaku serta budaya hidup sehari-hari dalam melaksanakan tugas, baik di kalangan para pejabat maupun pegawai biasa.
Ahmad Supardi Hasibuan mengatakan bahwa penunjukan sebagai pilot project ini adalah sebuah penghormatan bagi masyarakat Rohul, sebab dari 12 kab/kota yang ada di Riau, maka Rohul ditunjuk secara khusus oleh Kakanwil Kemenag Riau sebagai pilot project percontohannya.
Menurut Ahmad Supardi lagi, penunjukan ini berarti bahwa Kemenag Rohul beserta jajarannya dipandang cakap, mampu dan siap untuk melaksanakan zona integritas. Penilaian ini tentu cukup beralasan, sebab Kemenag Rohul cukup dikenal oleh masyarakat tentang program dan kegiatannya.
Untuk itu Ahmad Supardi mengharap agar semua pejabat dan pegawai mempersiapkan beberapa hal yang terkait dengan itu, yaitu : Pertama, persiapan pencanangan zona integritas yang akan dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Riau, Kakan Kemenag Kab/Kota se Riau, dan Pimpinan Satker se Riau.
Kedua, menyiapkan menu pelayanan yang diberikan oleh masing-masing satker kepada masyarakat, meliputi tata cara pelayanan, waktu pelayanan, tempat pelayanan, biaya pelayanan, dan lain sebagainya, sehingga masyarakat tahu persis apa yang harus dia lakukan ketika berurusan.
Ketiga, mempersiapkan diri secara mentalitas, dengan merubahparadigma berfikir dari dilayani menjadi melayani, dari ada biaya menjadi tidak ada biaya, dari sulit menjadi mudah, dari lambat menjadi cepat, dan lain sebagainya.***(rls/ran)