Takut tak Diwisuda, Mahasiswi Ini Pasrah Tiga Kali Digituin Suami Dosennya

Ilustrasi
Ilustrasi

Palembang (SegmenNews.com)-Ranum (bukan sebenarnya), mahasiswi cantik semester akhir salah satu perguruan tinggi negeri di Palembang ini, pasrah tiga kali disetubuhi Dikot (samaran) suami El, dosen pembimbing skripsi Ranum. Jika tidak, Dikot mengancam akan meminta istrinya, El, menunda wisuda Ranum.

Peristiwa malang ini berawal ketika Ranum sedang menyelesaikan skripsi miliknya. Lantaran skripsi yang dikerjakannya cukup rumit, membuat Ranum akhirnya rutin berkunjung ke kediaman EL, dosen pembimbingnya di univeritas untuk berdiskusi terkait kendala yang dialaminya dalam menyelesaikan skripsi itu.

Dari situ, Ranum sering bertemu dengan Dikot suami EL yang juga seorang dosen, hingga terjadi keakraban antara mereka. Bahkan diketahui, karena tidak mempunyai anak, Dikot dan EL menganggap Ranum sebagai anak mereka. Begitu juga Ranum yang menganggap kedua pasangan tersebut sebagai orang tuanya.

Singkat cerita, keakraban sebagai orang dan anak pun terjalin. Sehingga Ranum pun tak canggung untuk menginap di kediaman keluarga dosen tersebut.

“Mereka mempunyai rumah di Indralaya. Tapi karena pak Dikot ini dosen univeritas swasta, jadi dia ngekos di Palembang, sementara EL dosen. Saya memang sering main ke kediaman mereka, kami sudah dekat. Bahkan seperti keluarga,” ujar korban Ranum, saat di Polresta Palembang, ketika melaporkan ini, Jumat (29/4/2016).

Dikatakan korban, Dikot juga kerap membantunya untuk menyelesaikan skripsi tersebut. Termasuk mencari sample penelitian yang dibutuhkan Ranum dalam skripsi tersebut.

Namun petaka itu datang pada awal Januari silam, atau tepatnya enam bulan setelah perkenalan Ranum dengan Dikot.

Sebelum kejadian itu, Ranum yang sedang pulang ke kampung halamannya di Jambi, tiba-tiba mendapat telepon dari Dikot dan mengatakan jika sample penelitian yang dibutuhkan Ranum sudah ditemukannya.

“Pak Dikot itu membantu saya untuk mencarikan sample yang saya butuhkan. Malam itu dia mengabarkan jika samplenya sudah ada dan saya disuruh datang malam itu juga,” terangnya.

Tiba di Palembang, Ranum pun dijemput oleh Dikot. Tapi karena sudah larut malam, Dikot akhirnya menawarkan Ranum untuk menginap di kamar kostnya.

“Awalnya saya tidak mau karena istri pak Dikot (EL) tidak bisa datang. Tapi karena pak Dikot meyakinkan saya jika tak akan terjadi apa-apa, jadi saya mau,” ungkapnya.

Lelah dengan perjalanan jauh, akhirnya Ranum langsung tertidur saat tiba di kamar kost milik Dikot. “Baru saja tidur, saya terbangun dan melihat pak Dikot sudah berada di atas badan saya. Saya mencoba melawan pak, tapi tenaganya terlalu kuat, hingga Dikot berhasil melampiaskan nafsu bejatnya,” keluhnya.

Setelah kejadian itu, kata Ranum, Dikot mengancam dirinya agar tidak menceritakan kejadian tersebut ke orang lain.
“Dia mengancam akan menghambat penyelesaian skripsi dan menunda wisuda saya. Dia mengatakan punya hak untuk itu karena dia suami dosen pembimbing saya,” timpalnya.

Karena merasa aman, Dikot kembali melakukan aksinya, hingga tiga kali membobol Ranum.

“Saya tidak berani bercerita karena diancam itu. Karena saya tertunda wisuda, kasihan dengan orang tua saya,” katanya.

Namun, Ranum ternyata tak mampu untuk menutupi aibnya tersebut, dan akhirnya bercerita kepada EL. Malangnya, bukan tanggapan perihatin yang diterima olehnya, EL justru menuduh Ranum sudah berselingkuh dengan Dikot.

“Ibu EL tidak mau mendengar penjelasan saya. Dia juga akhirnya menelepon orang tua saya, sehingga orang tua saya yang ada di Jambi datang ke Palembang,” ungkapnya.

Setelah ibunda Ranum datang ke Palembang, terjadilah pertemuan diantara kedua keluarga ini. Keluarga Ranum menuntut tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan oleh Dikot Namun Dikot enggan bertanggung jawab, dan akhirnya BR beserta keluarga memutuskan untuk menempuh jalur hukum.

“Pak Dikot itu juga sebelumnya sempat mengajari saya untuk tidak menceritakan kejadian itu, tapi saya tidak mau. Intinya dia tidak mau tanggung jawab,” terangnya.

Sementara ibunda Ranum, Nurhayati mengatakan, awalnya ketika terjadi pertemuan antar kedua korban, Dikot sempat membantah peristiwa itu, namun setelah diajak berkomunikasi secara kekeluargaan, Dikot akhirnya mengakui semua perbuatannya.

“Dikot mengaku hanya sekali melakukan itu. Saya hanya menuntut tanggung jawab, agar anak saya ini cepat selesai kuliahnya, dan setelah itu akan saya bawa pulang, namun ternyata tidak ada tanggapan. Saya hanya menutut kebenaran saja. Saya harap pelakunya ditangkap dan dihukum sesuai apa yang dia lakukan,” kata Nurhayati.

Kasatreskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi.

“Saksi-saksi masih kita periksa. Sekaligus menunggu hasil visum dari rumah sakit. Pasti akan kita lakukan pemanggilan terhadap terlapor,” timpal Kasat, kepada sindonews.(sin)