Jaksa KPK Disoraki Pendukung Terdakwa Suap APBD Riau Suparman dan Johar

Terdakwa Suparman memberi kesaksian

 Pekanbaru (SegmenNews.com)-Jaksa Penuntut Umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi Disoraki ratusan warga pengunjung sidang perkara suap pengesahan APBD P Riau 2014 dengan terdakwa Johar Firdaus dan Suparman, Selasa (10/1/2017) di Pengadilan Tipikor Pekanbaru.

Sorakan terhadap Jaksa KPK ini bermula dengan ditampilkannya rekaman sms warga kepada terdakwa Suparman, yang memberikan ucapan selamat dan tahnia kepada Suparman yang terpilih sebagai Ketua DPRD Riau.

Melihat hal ini, Hakim Ketua Rinaldi Triandiko, heran karena menilai tidak ada kaitannya dengan perkara. “Ini kaitannya apa? Jaksa jangan pakai pra sangka-pra sangka di sini. Tapi tunjukkan bukti yang menguatkan,” ujar hakim.

Pengunjung yang mendengar ini secara spontan menyoraki Jaksa KPK “Huuuu…uuuuu Hoi…,” ujar ratusan pendukung Suparman yang hadir.

Meski demikian, Terdakwa Suparman terlihat berupaya menenangkan pendukungnya dengan mengangkat tangannya.

Pada persidangan ini kedua terdakwa diperiksa sebagai terdakwa. Dalam keterangannya, kedua terdakwa membantah dalil-dalil yang disebutkan Jaksa Penuntut KPK dalam dakwaannya.

Suparman, dihadapan majelis hakim yang diketuai Rinaldi Triandiko, SH, dalam keterangannya ketika ditanya jaksa mengenai pernyataan 50 sampai 60 hektare menyebutkan, jaksa telah salah persepsi, karena hal tersebut ditujukan untuk kebun sawit.

“Saya sering memotivasi teman-teman di DPRD untuk berusaha meningkatkan ekonominya dengan berusaha, salah satunya dengan bertanam sawit. Hal ini juga saya sampaikan kepada terdakwa Johar Firdaus yang ketika itu menyebutkan lahannya ada sementara bibitnya tidak ada. Saya sebut kepada terdakwa Johar biar saya yang siapkan bibitnya gratis,” ujar Suparman, yang dianggarkan oleh Johar.

Sementara terkait tujuan permintaan copot baterai ketika rapat pembahasan, ketika ditanya jaksa disebutkan Suparman, bahwa pada saat itu sudah menjadi gurauan umum adanya sikap-sikap Gubernur, sehingga dikhawatirkan guratan-guratan tersebut nya direkam-rekam oleh anggota dewan dan sampai kepada Gubernur, yang dikhawatirkan akan membuat hubungan yang tidak baik antara DPRD dengan Gubernur,” ujarnya.

Sementara mengenai mobil Avanza menurut Suparman, karena beberapa dealer mobil sebelumnya mendatangi dirinya menyampaikan komplain, mengapa dikunci dengan Avanza, padahal Nissan dan lainnya juga memiliki spesifikasi yang sama.***(hasran)