![](https://segmennews.xyz/wp-content/uploads/2017/01/terapi-lebah.jpg)
Jakarta(SegmenNews.com)- Pernahkah Anda mengikuti terapi lebah?. Ya, memang terapi lebah ada di berbagai Negara. Di Gaza, sengat lebah juga menjadi pengobatan alternatif lhoo.
Rateb Samour bukanlah seorang dokter. Ia juga tidak pernah bekerja di rumah sakit. Namun setiap hari, kurang lebih 250 orang datang ke rumahnya untuk berobat.
Ya, Samour merupakan terapis pengobatan alternatif di Gaza, Palestina. Ia mengaku sudah hampir 13 tahun menyediakan pengobatan alternatif dengan menggunakan lebah, termasuk madu, sarang lebah hingga sengat dan racunnya.
“Saya mengobat penyakit kronis yang tidak bisa diobati pengobatan reguler dengan hasil yang sempurna. Lebah bisa mengobati berbagai macam penyakit termasuk nyeru leher, tulang belakang, migraine, kebotakan, alopecia areata, penyakit kulit, cerebral palsy, autisme hingga kanker,” klaim Samour, dikutip dari Reuters, Rabu (4/5/2016).
Pria berusia 58 tahun ini sejatinya memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Ia merupakan sarjana teknik pertanian lulusan universitas di Mesir. Sedari kecil, ia biasa membantu di peternakan lebah yang dimiliki ayahnya.
Pada tahun 2003, ia mengambil kuliah lanjutan di bidang entomologi lebah di Mesir. Berbekal ilmu tersebut ditunjang pengalamannya belajar apitherapy (pengobatan alternatif menggunakan lebah -red) ia akhirnya membuka pengobatan alternatif di kampung halamannya di Gaza City.
“Banyak orang yang meragukan saya. Tapi pengobatan lebah, terutama sengatnya, sudah digunakan sejak dahulu dan merupakan pengobatan alterntif yang baik. Beberapa dokter yang percaya kepada apitherapy merupakan pasien saya,” tambahnya lagi.
![](https://segmennews.xyz/wp-content/uploads/2017/01/902df60c-de10-4e12-ad1d-004c4d47d5c3_169.jpg)
Konflik dan Akses Kesehatan
Daerah Gaza di tepi barat Palestina merupakan daerah konflik. Akibatnya, Israel dan Mesir, dua negara tetangga Palestina, memblokade akses masuk dan keluar di wilayah ini.
Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang sulit mendapat akses kesehatan. Pasien penyakit kronis dan serius harus memilih dua hal, dilarikan ke rumah sakit ke Mesir dan Israel atau menjalani pengobatan alternatif.
Saeed Al-Ghafari, mengaku sudah 9 bulan membawa putrinya, Alya, untuk berobat kepada Samour. Bocah 10 tahun ini sudah dua tahun mengidap cerebral palsy dan keluarga mulai kesulitan untuk mencari biaya pengobatan Alya ke rumah sakit.
“Awalnya anak saya memang merasa sakit (ketika disengat lebah -red) namun kini ia sudah lebh baik. Pengobatan dengan lebah lebih efektif namun Anda harus bisa bersabar,” tuturnya.
Pengakuan yang sama juga datang dari Muneera Al-Baba. Anaknya, Anas, mengalami kemajuan pesat setelah berobat dengan sengatan lebah di tempat Samour. Anas yang mengidap cerebral palsy kini sudah mulai bisa berkomunikasi.
“Selama satu setengah tahun sebelumnya anak saya tidak bisa diajak berkomunikasi. Namun kini ia sudah mengenali saya dan mulai merespons kata-kata dan tindakan yang saya lakukan,” ungkapnya.***(dtc/Achir)