Jakarta (segmennews.com)-Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Maruarar Sirait meminta kepada pemerintah untuk menjaga aset negara yang vital bagi negara. Pernyataan pria yang akrab disapa Ara ini menanggapi keputusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang mengabulkan gugatan PT Prima Jaya Informatika dan menyatakan Telkomsel pailit.
”Telkomsel itu aset negara yang harus diselamatkan, jangan sampai pemerintah berdiam diri ketika Telkomsel dinyatakan pailit. Telkomsel sangat vital bagi negara kita,” tegas Ara ketika dihubungi di Jakarta kemarin. Menurut Ara, setidaknya ada beberapa alasan kenapa Telkomsel perlu diselamatkan, selain karena aset negara,anak usaha PT Telkom Tbk tersebut juga memiliki jaringan dan pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Namun, yang lebih penting dari itu Telkomsel merupakan operator telekomunikasi yang sahamnya paling besar dimiliki oleh negara. ”Operator lain kebanyakan dimiliki asing, Telkomsel ini mayoritas milik negara jadi harus dilindungi,” jelasnya. Ara mengungkapkan, dirinya telah berkoordinasi tidak hanya dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan tetapi juga dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa untuk membuat Telkomsel tetap eksis sebagai operator yang memberikan sumbangan pajak bagi negara yang cukup besar.
Dia juga meminta kepada Mahkamah Agung (MA) untuk cermat dalam mengambil keputusan terhadap kasus Pailit Telkomsel. Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Roy Suryo menilai kasus pemailitan Telkomsel sangat aneh,Pengadilan Tata Niaga seharusnya tidak hanya melihat dari satu kasus di Telkomsel. ”Ini sangat aneh, kasus PT Prima Jaya Informatika yang hanya senilai Rp5,3 miliar bisa memailitkan sebuah perusahaan yang memiliki aset ratusan triliun,” tegas Roy.
Roy menambahkan, Telkomsel merupakan satu-satunya perusahaan telekomunikasi yang mayoritas sahamnya masih dimiliki negara. Bahkan, perusahaan tersebut memiliki 112 juta pelanggan yang harus dijaga kepercayaannya. Bahkan hanya Telkomsel yang sanggup menjangkau pelanggan di wilayah terdepan negara ini, seperti di Miangas dan Morotai. (snc/sindo)