Jakarta(SegmenNews.com) – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Zulkarnain mengakui pihaknya tengah mendalami dugaan aliran dana proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang ke Kongres Partai Demokrat tahun 2010 silam.
“Itulah yang coba didalami apakah ada aliran dana ke kongres (Demokrat),” kata Zulkarnain ketika dihubungi, Rabu (3/7) pagi.
Namun Zulkarnain menegaskan, pendalaman aliran dana Hambalang tidak hanya terkait kongres Demokrat di Bandung, namun secara keseluruhan. Dana Hambalang diakui dia, memang bermasalah mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, seperti terjadinya markup (penggelembungan) harga.
Oleh karena itu, lanjut Zulkarnain, tidak menutup kemungkinan KPK akan memanggil nama-nama yang selama ini diduga menerima aliran dana dari Hambalang.
Namun, menurut mantan Koordinator Staf Ahli Kejaksaan ini, pemanggilan dilakukan tergantung dari data yang dimiliki KPK dan hasil pemeriksaan saksi-saksi sebelumnya.
Seperti diketahui, usai menjalani pemeriksaan di kantor KPK, Jakarta, Selasa (2/7), Wasekjen Partai Demokrat, Saan Mustofa mengaku ditanyakan perihal Kongres Demokrat yang digelar bulan Mei 2010 lalu di Bandung.
“Saya ditanya seputar Kongres Demokrat bulan Mei 2010 di Bandung. Kenapa mendukung mas Anas, apa yang dilakukan, soal bagaimana menggalang dukungan terkait deklarasi sampai terakhir Anas terpilih sebagai ketua umum,” kata Saan sebelum meninggalkan gedung KPK, Jakarta.
Namun, Saan membantah jika ditanyakan seputar aliran dana Hambalang ke Kongres Demokrat. Sebaliknya, hanya ditanya bagaimana cara meyakinkan peserta kongres untuk memilih Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Demokrat.
Saan memang dijadwalkan menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang dengan tersangka Anas Urbaningrum.
Terkait aliran dana ke Kongres Demokrat, memang diduga ada aliran dana dari proyek Hambalang ke Kongres Demokrat untuk pemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat.
Eks Bendahara Umum DPP Demokrat, M Nazaruddin pernah mengungkapkan bahwa PT Adhi Karya memberikan uang sebesar Rp 100 miliar kepada Anas sebagai janji perusahaan pelat merah tersebut ditunjuk sebagai pelaksana proyek Hambalang senilai Rp 2,5 triliun.
Dari Rp 100 miliar tersebut, lanjut Nazaruddin, Rp 50 miliar dialokasikan untuk pemenangan Anas. Sedangkan, Rp 50 miliar sisanya dibagikan ke petinggi-petinggi Partai Demokrat lainnya.
Perihal aliran dana ke kongres Demokrat sudah pernah diungkapkan eks Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Minahasa, Diana Maringka yang mengatakan menerima 7.000 dolar Amerika dan juga Rp 30 juta saat Kongres Partai Demokrat yang diadakan di Bandung pada Bulan Mei 2010 silam. Di mana, dibagikan oleh Umar Arsal selaku koordinator untuk daerah Sulawesi.
(sumber : beritasatu.com)