Ibadah qurban yang dilaksanakan umat Islam setiap tahun, memiliki tujuan untuk menjalin solidaritas social di antara umat Islam, khususnya antara yang berpunya dengan yang tidak berpunya, khususnya fakir miskin.
Ibadah qurban dilihat dari sudut kejiwaan, adalah semacam latihan untuk meningkatkan semangat berkorban, yaitu dengan mengorbankan sebagian kecil rizki yang dikaruniakan Allah untuk kepentingan manusia yang lain.
Penyembelihan hewan qurban itu mengandung tiga aspek, yaitu : Pertama, aspek ubudiyah, yaitu berbakti dan mendekatkan diri kepada Allah SWT (Hablum Minallah) sesuai dengan arti perkataan ‘Qurban’ yang berasal dari pokok kata ‘qaraba’ yang artinya mendekatkan diri. Maka seorang yang melakukan penyembelihan qurban itu, berarti mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
Kedua, aspek Ijtima’iyah (Hablum Minannas), dengan melakukan penyembelihan hewan qurban itu, dapat dikembangkan rasa setia kawan, persaudaraan dan saling pengertian antara sesama ummat manusia, terutama kaum fakir miskin yang sangat membutuhkan daging qurban itu.
Ketiga, aspek Nafsiah, yaitu pembentukan pribadi seorang muslim yang ditandai dengan penyembelihan sifat-sifat kebinatangan yang melekat pada diri yang bersangkutan seperti sifat serakah, ingin menang sendiri, tidak memperdulikan orang lain dan lain-lain sebagainya.
Ibadah qurban, pada hakikatnya adalah merupakan tanda syukur kepada Sang Pencipta Allah SWT. guna mempertebal iman dan mempertajam taqwa kepadaNya. Selain itu, Ibadah Qurban mendidik manusia agar rela berkorban dalam menyambut kepentingan agama, serta menggalang rasa kebersamaan dan saling pengertian, saling memahami dan saling membantu dalam kebaikan dan taqwa.
Pentingnya qurban itu akan lebih dirasakan lagi, apabila kita memahami bahwa tidak ada satupun bentuk kehidupan yang sepi dari pengorbanan. Kehidupan adalah pengabdian, karena kehidupan itu memang dihamparkan oleh Allah SWT kepada manusia untuk mengabdi. Salah satu makna pengabdian, dalam kaitannya dengan qurban ini, adalah usaha sadar dari jiwa imani terhadap nikmat yang Allah berikan kepada manusia, untuk selanjutnya dibaktikan kepada Allah SWT, paparnya.***
Oleh: Kepala Kantor Kementerian Agama Rokan Hulu, Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA