Kisah cinta paling fenomenal abad ini. Napi’ah, seorang nenek yang berusia 104 tahun menemukan cinta sejatinya pada Papuq (98). Kisah cinta pasangan ini berasal dari desa Sambik Elen Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Napi’ah memang pernah menikah sebelumnya dan dikaruniai beberapa orang anak yang kini sebagian besar sukses di dalam karirnya masing-masing. Namun malang, pada usia 30-an tahun suaminya meninggal dunia. Mulai saat itu ia hidup sendiri di rumah sederhana miliknya.
Saat ia menjalani hari-hari di usianya yang hampir seabad, ia bertemu dengan seorang pria yang lebih muda darinya, Acip alias Papuq Kesot. Papuq Kesot berusia 98 tahun. Namun apalah artinya perbedaan usia kalau sudah cinta yang bicara?, dikutip SegmenNews.com dari liputan6.com.
Sejak pertemuan itu, Napi’ah dan Papuq Kesot saling jatuh cinta. Mereka mungkin tak berkencan sebagaimana anak muda zaman sekarang, namun kekuatan chemistry di antara keduanya membuat saling nyaman satu sama lain.
Pasangan dari NTB ini membuktikan bahwasanya tak pernah ada kata terlalu tua untuk jatuh cinta. “Kami merasa terpikat satu sama lain,” kata Napi’ah. “Kami seperti teman lama, perbedaan usia tak menjadi masalah”.
Papuq Kesot pun mengakui bahwa ia menyukai kepribadian Napi’ah yang memiliki pandangan luas dan sangat menyenangkan. “Kurasa kami menyadari bahwa hidup ini terlalu singkat untuk tidak dinikmati”.
Menurut Napi’ah alias Papuq Pi’ah, ia telah menemukan cinta sejatinya kembali, ia tidak ingin mengorbankan kebahagiaannya dengan pria yang ia cintai sekarang.
Untuk itu dengan niat yang sama-sama tulus dan melangkah dengan keyakinan, ia kemudian melangsungkan pernikahannya pada tanggal 17 Februari 2014. Menurut Papuq Pi’ah, “Pada awalanya, putra-putraku menghalangi untuk melangsungkan pernikahannya, dan aku sempat dilarikan ke luar kota untuk dipisahkan, tapi karena kekuatan cinta kami akhirnya kami bisa dipertemukan kembali. Akhirnya hari itu Kami melangsungkan pernikahan dengan sah”.
Well, hidup itu pilihan. Dan jodoh itu memang selalu datang di saat yang tepat. Mungkin Papuq Pi’ah nampak terlalu tua untuk bercinta, tapi cinta itu universal bukan? Siapapun bisa merasakannya, ketika waktunya tiba. Semoga bahagia Papuq Pi’ah.***
Penulis: Herman
Red: Son