Pekanbaru(SegmenNews.com)- Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Pekanbaru dengan komputer berbasis Computer Based Test (CBT) sempat mengalami kendala. Namun kendala itu dapat terselesaikan dengan cepat, setelah pihak sekolah menghubungi Puspendik.
Sebab sistem CBT menggunakan jaringan khusus, yakni Jaringan Pendidikan Nasional (Jarpendik) dua sekolah yang mengalami kendala tersebut adalah SMAN 8 Pekanbaru jalan Abdul Muis dan SMA Cendana Rumbai. Dikatakan Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Dwi Agus Sumarni, kendala itu bukan disebabkan oleh sekolah namun dari Pusat
Penilaian Pendidikan (Puspendik) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta. Kendala yang dimaksud Dwi Agus Sumarno komputer peserta ujian di kelas tidak bisa terhubung ke server di Puspendik di pusat.
Hal itu dialami satu siswa di SMAN 8 dan 37 siswa di SMA Cendana Rumbai Pekanbaru. Namun hal itu tidak menjadi persoalan berarti karena siswa tetap bisa melanjutkan ujian sebab data jawabannya tetap tersimpan di server lokal.
“Setiap jawaban siswa sudah terekam di server internal jadi bukan menjadi persoalan,” kata Dwi Agus Sumarno, saat melakukan peninjauan, Senin (13/4) di lima sekolah diantaranya SMA Muhammadiyah, MAN 2 model, SMAN 8, SMA Santa Maria, dan SMA Cendana Rumbai.
Ia mengaku tidak mengetahui penyebab tidak terhubungnya komputer siswa ke server nasional tersebut. Hal demikian juga dibenarkan Kepala SMAN 8 Pekanbaru Dra Hj Husninar. Dikatakan Husniar, satu siswa yang tidak bisa memasukkan token (PIN) nya saat memulai ujian tersebut terlihat tidak stres sebab yang bersangkutan tetap bisa melanjutkan ujiannya.
“Satu anak (siswa) kita tadi tidak bisa memasukkan tokennya (PIN) sehingga tidak terhubung ke server di pusat, namun dia tetap bisa melanjutkan ujian dan datanya tersimpan di server kita. Nanti setelah ujian baru dikirimkan lagi,” ujar Kepala SMAN 8 Pekanbaru Dra. Hj. Husninar.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Dwi Agus Sumarno, mengatakan pada dasarnya UN hari pertama berjalan lancar baik itu ujian Computer Based Test (CBT) maupun Paper Based Test (PBT). Dikatakan Dwi, berbeda dengan ujian tahun sebelumnya, tahun ini UN tidak menjadi penentu kelulusan siswa karena ujian kali ini hanya untuk mengetahui kualitas pendidikan.
“Selain itu UN ini juga untuk memetakan akreditasi sekolah, kalau akreditasi sekolahnya A maka seharusnya hasil UN juga seharusnya A. Selain itu, setelah melihat hasil UN nanti akan ada intervensi pemerintah, mata pelajaran yang rendah nanti akan diperkuat lagi. Seperti Matematika rendah maka akan ada pelatihan untuk mata pelajaran Matematika,” ujar Dwi Agus.
Hari ini, sebanyak 78.960 pelajar tingkat SLTA di Riau hari ini, mengikuti Ujian Nasional (UN). Dari 78.960 peserta UN, sebanyak 50.612 merupakan siswa tingkat SMA/MA, SMK sebanyak 23.002 siswa, SMALB 11 siswa dan peserta Paket C sebanyak 5.335 siswa.
Untuk tahun ini pelaksanaan Ujian Nasional sedikit berbeda, selain UN tidak lagi mutlak menjadi penentu kelulusan siswa, tahun ini juga diujicobakan pelaksanaan ujian berbasis komputer atau Computer Based Test (CBT).***(alind)