
SegmenNews.com- Salah satu perguruan ilmu tenaga dalam yang hingga kini masih terus mengajarkan ilmu kekebalan adalah Perguruan ‘Chaqqullah’ di Desa Kolak Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
Selain mengajarkan ilmu agama, ilmu bela diri juga diajarkan pula ilmu kekebalan yang diasuh oleh Gus Anton yang juga menantu almarhum Abah Alla atau Masyhur Alim pendiri Pesantren Chaqqullah. Dalam ilmu kekebalan di perguruan ini para murid akan diisi dengan jamu baja yang dilalui dengan 7 tahapan.
Perguruan Blumbang Segoro di Srengat Blitar asuhan Ustadz Sulaiman juga mengajarkan silat dan ilmu kekebalan. Ustadz Sulaiman adalah satu dari ribuan murid Kiai Maksum Djauhari atau biasa dipanggil Gus Maksum pendiri perguruan silat Pagar Nusa.
Gus Maksum adalah pendekar yang sangat terkenal di Indonesia, selain seorang pendekar Gus Maksum adalah cucu dari pendiri Pondok Pesantren Lirboyo. Gus Maksum adalah salah satu contoh pendekar pilih tanding yang tidak mempan oleh senjata apa pun.
Tidak semua orang mampu memiliki ilmu kebal senjata, sebab pantangan yang harus dijalani cukup berat bagi orang awam atau kecuali bagi mereka yang memiliki tekad kuat. Salah satunya harus menghindari MA LIMA (Main, Madat, Madon, Minum dan Maling atau Berjudi, Mengisap Narkoba, Bermain Perempuan, Minum minuman keras dan Mencuri).
Pantangan ini sebenarnya perilaku atau pantangan yang biasa diberlakukan dalam kehidupan orang Jawa jika memang berkeinginan menjadi orang yang baik dan migunani (berguna) Larangan meninggalkan Ma Lima sendiri juga merupakan peninggalan Walisongo.
Berkaitan dengan dengan ilmu kebal yang mengacu pada ajaran Islam, biasanya seorang guru selalu menekankan untuk menguasai ilmu kebal harus menjauhi Ma Lima. Dari pengalaman merdeka.com yang melakukan pengamatan sejak tahu 1996 hingga sekarang, banyak juga mereka yang menginginkan ilmu kebal harus menyatakan mundur dari gelanggang pengisian ilmu kebal.
Alasan yang mereka sampaikan beragam, antara lain masih suka melakukan maksiat. Sebab tidak jarang sarana untuk melakukan pengisian dengan menggunakan media ‘gotri’. ‘Gotri’ akan keluar dari tubuh jika si pelaku kekebalan melakukan pelanggaran.
Selain larangan Ma Lima setiap perguruan beda-beda dalam penerapan pelarangan, biasanya ada tambahan pelarangan misalnya tidak boleh makan jantung pisang, tidak boleh berjalan di bawah jemuran pakaian perempuan dan lain sebagainya.
Hanya sebuah pengingat, sekuat dan sekebal apapun manusia, jika takdir kematian datang dan Allah mencabut nyawa manusia, maka ilmu kebal tidak ada gunanya lagi. Dan jalannya kematiaN itu sungguh beragam, salah satunya tentang Salim Kancil yang punya ilmu kebal, sang pejuang antitambang ini harus meninggal menghadap Allah dengan dilempari batu di bagian kepalanya.***
Red: hasran
Sumber:merdeka.com