SegmenNews.com- Hari kiamat merupakan sebuah peristiwa yang pasti akan terjadi. Ketika alam dunia sudah berakhir, manusia akan dibangkitkan di Padang Mahsyar. Di tempat ini miliaran manusia akan berkumpul untuk ditimbang amal baik dan amal buruknya.
Kondisi di Padang Mahsyar digambarkan sangat kacau dan masing-masing makhluk memikirkan diri sendiri. Terlebih matahari saat itu berada berada 1 mil di atas kepala sehingga kondisi sangat panas. Beruntung Nabi Muhammad dengan kasih sayangnya memberikan pertolongan kepada umatnya berupa Syafaatnya.
Namun ada umat Islam yang akan diusir oleh junjungan semesta alam ini. Karena kesalahannya selama di dunia, Rasulullah pun enggan didekati mereka. Siapa orang Islam diusir Nabi Muhammad saat di akhirat? Berikut ulasannya.
Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengisahkan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim. Saat itu Rasulullah SAW sedang berjalan melewati kuburan dan mengucapkan salam:
“Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kuburan dari kaum mukminin, dan kami insya Allah pasti akan menyusul kalian“.
Rasulullah SAW kemudian bersabda: “aku sangat berharap untuk dapat melihat saudara-saudaraku“.
Hal ini cukup membuat para sahabat heran. Mereka kemudian bertanya kepada Nabi “Bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”. Rasulullah menjawab :
“Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah ummatku yang akan datang kelak“.
Sahabat kemudian bertanya lagi : “Wahai rasulullah, bagaimana engkau dapat mengenali ummatmu yang sampai saat ini belum terlahir?“. Beliau menjawab:
“Menurut pendapat kalian, andai ada orang yang memiliki kuda yang di dahi dan ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lainnya yang berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya?”
Para sahabat menjawab : “tentu saja orang itu dengan mudah mengenali kudanya“. Maka Rasulullah menimpali jawaban mereka dengan bersabda:
“Sejatinya ummatku pada hari qiyamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudu semasa hidupnya di dunia“.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa nantinya. Ia akan menunggu umatnya di pinggir telaganya di alam Mahsyar. Namun Rasulullah menjelaskan bahwa diantara umatnya nanti akan ada yang diusir malaikat. Mereka seperti onta yang kehilangan sang pemilik sehingga mendatangi tempat-tempat minum orang lain namun akan diusir.
Namun Rasulullah SAW mengetahui bahwa mereka adalah umatnya karena memiliki tanda pernah berwudhu. Nabi pun kemudian akan memanggil mereka. Namun para Malaikat yang mengusir mereka dan berkata:
“Aku adalah pendahulu kalian menuju telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan barangsiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan lewat beberapa orang yang melewati diriku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku, namun mereka terhalangi menemui diriku.” Beliau melanjutkan, “Sesungguhnya mereka termasuk umatku.” Maka dikatakan, “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui perkara yang telah mereka rubah sepeninggalmu.” Kemudian aku (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) bersabda: “jauhlah, jauhlah! bagi orang yang merubah (ajaran agama) sesudahku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Meninggalkan ajaran Nabi serta mengubahnya merupakan tindakan mengikuti musuh-musuh Allah SWT. Mereka bahkan memiliki slogan atas nama kemajuan jaman, modernisasi, kebudayaan dan peradaban. Agama Islam hanya berpegang pada dua hal, yakni Alquran dan hadist. Jika menyimpang selain itu, maka jangan pernah berharap untuk bisa minum di telaga Nabi Muhammad di Padang Mahsyar kelak. Wallahu a’lam bissawab.***
Red: hasran
Sumber: (infoyunik.com/dream.co.id)