Pekanbaru(SegmenNews)– Balai diklat kehutanan Pekanbaru, bekerjasama dengan pusat diklat SDM LHK dan United Nation Development Project (UNDP), menyelenggarakan diklat pengendalian kebakaran lahan dan hutan berbasis masyarakat. Diklat ini dilaksanakan selama enam hari kalender dimulai tanggal 10 sampai 15 Februari 2016, bertempat di balai diklat Kehutanan Pekanbaru-Riau.
90 peserta Diklat berasal dari 3 angkatan yang didaerahnya termasuk daerah rawan kebakaran hutan dan lahan. Diantaranya Kabupaten Siak sebanyak 60 orang dari 6 desa terdiri dari 10 orang bersal dari desa Dosan kecamatan Pusako, desa Tuah Indrapura kecamatan Bunga Raya, desa Jati Baru kecamatan Bunga Raya, desa Temusai kecamatan Bunga Raya, desa Teluk Lanus kecamatan Sungai Apit, desa Rawa Mekar Jaya kecamatan Sungai Apit.
Dari kabupaten Indragiri Hilir sebanyak 20 orang dari 2 desa, desa Parit Rabit kecamatan Kempas, desa Petalongan kecamatan Kuritang dan peserta dari kabupaten Kampar sebanyak 10 orang dari desa Rimbo Panjang kecamatan Tambang.
“Dasar pemilihan peserta ini, merupakan daerah rawan kebakaran,” ujar kepala balai diklat kehutanan Pekanbaru UPT kementrian kehutanan, Puji Iswari
Dijelaskan Puji, tujuan diselanggarakan diklat untuk mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan, di kedepannya peserta ini nantinya setelah di bekali materi tentang pencegahan dan mengatasi pengendalian kebakaran lahan hutan peserta sebagai motivator dan satgas pengendelian kebakaran lahan dan hutan di desanya masing masing membentuk komunitas masyarakat peduli api.
Acara pembukaan diklat ini dibuka oleh, Bupati Siak, Drs.H.Syamsuar,M.Si beliau menyambut baik diselenggarakannya diklat pengendalian kebakaran lahan dan hutan berbasis masyarakat ini, yang akan focus pada empat wilayah propinsi di Indonesia yaitu Riau, Jambi, Sumatera selatan, dan Kalimantan.
Masa depan sumber daya alam hutan tidak hanya di tentukan oleh bagaimana sektor kehutanan itu di bangun, tetapi lebih pada bagaimana upaya peningkatan kualitas SDM sebagai penyelenggara pembangunan kehutanan di tingkat tapak dapat terlaksana dengan baik dan memberi manfaat bagi seluruh masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan.
Secara khusus dalam upaya pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan dan hutan, pengembangan SDM melalui diklat ini sangat tepat dilakukan mengingat tingginya gangguan kebakaran lahan dan hutan yang melanda di beberapa Propinsi khususnya di Propinsi Riau,
Kebakaran lahan dan hutan ini bukan hal yang baru bagi masyarakat Propinsi Riau, hal ini di pandang menjadi salah satu bentuk gangguan dan dapat menjadi bencana nasional. Dampak dari kebakaran tersebut dapat mengancam kelestarian sumber daya alam hayati dan lingkungannya juga pada akhir akhir ini
sudah mengancam kesehatan masyarakat.
“Sawit illegal di cagar biosfer akan kita babat, agar hutan pulih dan tak terjadi kebakaran lagi,” ujar Syamsuar dihadapan peserta diklat dan para undangan dan instansi terkait yang di hadiri dari perwakilan UNDP, kepala pusat pengendalian dan pembangunan ekoregion wilayah sumatera, Direktur BINMAS POLDA Riau, komandan lanud TNI AU, kepala Badan lingkungan Hidup Propinsi/kabupaten, kepala Dinas Kehutanan Propinsi/kabupaten, kepala Badan penanggulangan bencana Propinsi Riau, kepala BBKSDA Propinsi Riau, kepala diklat kehutanan Pekanbaru, dan lainnya.****(Heri Suryadi)