Hari Raya Idul Fitri adalah hari Raya kemenangan bagi umat Islam yang telah dengan sukses berperang melawan hawa nafsu selama satu bulan penuh yaitu dengan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertakwa”(Q.S.Al-Baqarah:183). Melawan hawa nafsu, sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadis Rasulullah SAW sebagai sebuah perang besar, melebihi dahsyatnya perang Badar.
Idul fitri secara harfiah adalah kembali kepada fitrah, yaitu kesucian sebagaimana digambarkan dalam salah satu hadist Nabi: “Barang siapa yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan iman dan mengharap ridha Allah SWT, maka diampunkan segala dosanya yang telah lalu, sehingga ia menjadi orng sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya”. Bersih dari noda dan dosa seperti halnya kertas putih kosong yang belum tersentuh dan ternoda oleh sesuatu apapun juga.
Persatuan dan kesatuan umat adalah puncak dan sasaran akhir yang hendak dicapai dalam setiap ibadah dan amaliah dalam Islam. Persatuan dan kesatuan umat adalah kata kunci tegak dan berdirinya daulah islamiyah. Persatuan dan kesatuan umat adalah penentu tegak dan berkembangnya hukum Islam dalam masyarakat.
Semua ibadah, pada umumnya sasaran akhirnya adalah persatuan dan kesatuan umat. Sholat, menghadap Allah SWT, diperintahkan untuk dilakukan secara berjamaah dan bahkan ada ulama yang mensyaratkan pelaksanaannya harus berjamaah, adalah dimaksudkan agar umat Islam saling kenal mengenal antara satu sama yang lain, sehingga terjalin ukhuwah islamiyah, yang pada gilirannya akan terbentuk persatuan dan kesatuan umat.
Pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan yang diwajibkan kepada setiap individu muslim, salah satu hikmahnya adalah agar umat Islam yang berkecukupan dapat merasakan penderitaan para fakir miskin yang kadang sehari makan sehari tidak.
Fakir miskin, berbeda dengan orang kaya. Orang kaya hanya berpikir, “hari ini makan apa, makan dimana, dan bila perlu makan siapa”. Fakir miskin justru berpikir sebaliknya, hari ini “apa makan”. Hidupnya selalu dililit dengan kelaparan. Perasaan lapar setiap saat inilah yang harus dirasakan oleh setiap orang kaya yang berpuasa.
Dengan demikian diharapkan, si kaya akan memberikan perhatian, belas kasihan, kesetiakawanan, zakat, infaq dan shodaqah kepada orang miskin. Dengan demikian pula, akan terjalin hubungan yang harmonis, dinamis dan saling menguntungkan antara si kaya dengan si miskin, sebab sama-sama membutuhkan. Bila hal ini terjadi, maka akan terjalin pula persatuan dan kesatuan umat.
Hal yang sama juga berlaku bagi pembayaran zakat, infaq dan shodaqah (ZIS) kepada fakir miskin. Salah satu hikmah dari pembayaran ZIS adalah adanya kepedulian dan perhatian antara orang kaya dengan orang miskin. Jika hal ini terjalin, maka akan lahir rasa persaudaraan, senasib sepenanggungan dan pada gilirannya terbentuk apa yang disebutkan Nabi Muhammad SAW : Orang islam dengan islam lainnya seperti sebuah bangunan kokoh yang menyangga antara satu sama yang lainnya.
Ibadah haji yang diwajibkan kepada umat islam sekali dalam seumur hidup, mempunyai tujuan yang sama yaitu lahirnya persatuan dan kesatuan umat. Jamaah haji yang adalah representasi perwakilan umat Islam internasional, berkumpul jadi satu, di tempat yang satu, di waktu yang satu, melaksanakan ibadah yang satu, dan untuk menggapai tujuan yang satu yaitu memenuhi panggilan Allah SWT.
Ibadah haji ini juga sangat kental dengan persatuan dan kesatuan umat, apalagi saat wuquf di Arafah. Perwakilan umat Islam seluruh dunia berkumpul di tempat ini, melakukan kegiatan yang sama, saling berkomunikasi dan berdiskusi masalah-masalah aktual yang dihadapi umat Islam di Negara masing-masing, sekaligus mencarikan solusi pemecahannya.***
Oleh Kakan Kemenag Rohul, Drs H Ahmad Supardi Hsb, MA