Tanjung Medang (SegmenNews.com)-Upaya Pemkab Bengkalis dalam memajukan dunia pariwisata berbasis kebudayaan terus dilakukan, salah satunya iven budaya mandi Safar yang rutin dilakukan tiap tahunnya.
Diyakini, tradisi yang dilaksanakan setiap Rabu ketiga di bulan Safar ini sebagai salah satu upaya untuk mempromosikan potensi wisata yang ada di pulau Rupat.
Dikatakan Bupati Bengkalis, Amril Mukminin diwakili Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Tata Praja, Hj Umi Kalsum, bahwa budaya mandi Safar, merupakan satu dari sekian banyak kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat kabupaten Bengkalis, khususnya di pulau Rupat.
“Perhelatan yang kita laksanakan pada hari ini, mengandung makna sangat mendalam sebagai upaya perwujudan untuk melestarikan tradisi adat istiadat dan budaya Melayu. Disamping itu, melalui tradisi ini diharapkan mampu memupuk dan mempererat tali silaturrahmi antar sesama kita”, ungkap Umi membacakan sambutan tertulis Bupati Bengkalis saat membuka kegiatan mandi Safar, Rabu (30/11/2016).
Oleh karena itu, Umi menyambut baik kegiatan yang dipusatkan di Pantai Tanjung Lapin Desa Tanjung Punak Kecamatan Rupat Utara, mengingat upaya pelestarian budaya dan tradisi masyarakat lokal merupakan tanggungjawab kita bersama.
“Langkah ini penting, agar kekayaan yang kita miliki, tidak lapuk dek hujan tak lekang dek panas. Terlebih-lebih, di tengah kemajuan teknologi dan informasi, menyebabkan pengaruh budaya asing sangat gencar menerobos ruang-ruang kehidupan masyarakat” ungkapnya lagi.
Terkait komitmen menjadikan kawasan wisata pantai Rupat Utara, sebagai daerah destinasi utama di provinsi Riau, Pemkab Bengkalis terus berupaya untuk menyiapkan fasilitas dan infrastruktur yang ada.
“Insya Allah, mulai tahun 2017, pembangunan infrastruktur jalan menuju Rupat Utara kembali dilanjutkan, yang pembiayaannya melalui sharing budget antara Kabupaten Bengkalis dengan Provinsi Riau”, ujar Asisten I Sekretariat Daerah Bengkalis ini.
Diakui Umi, hari ini kondisi infrastruktur jalan dari Batu Panjang Kecamatan Rupat menuju Tanjung Medang Kecamatan Rupat Utara kurang bagus, bahkan ketika musim hujan seperti saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
“Untuk itu, kami minta agar masyarakat Rupat Utara tetap bersabar, karena proses pembangunan suatu daerah harus tetap mengacu pada ketentuan dan perundang-undangan” harapnya.
Ritual mandi Safar itu sendiri, diawali dengan iring-iringan 10 pasang anak-anak yang akan dimandikan, menuju sumur tua yang tidak jauh dari lokasi acara seremonial. Diyakini masyarakat sekitar air dari sumur tersebut memiliki khasiat menolak bala.
Acara dilajutkan dengan menepuk tepung tawari ke-10 pasang anak-anak tersebut, dimulai oleh Plt. Asisten Tata Praja, Hj Umi Kalsum, Camat Rupat Utara, Agus Sofyan, Forkopimda, dan tamu undangan lainnya.
Setelah itu, seorang tokoh masyarakat mengambil air dari sumur tua kedalam beberapa tempayan yang sudah disediakan. Kemudian, dengan menggunakan gayung berbahan kayu dan tempurung kelapa, anak-anak tersebut mulai dimandikan.(rls/achir)