
Siak(SegmenNews.com)- Wakil Bupati Siak Alfedri pimpin upacara Peringatan Hari Ibu Ke 88,Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Ke 52, Hari Bela Negara Ke 68 dan Hari Nusantara Tahun 2016 dihalaman kantor Bupati Siak Selasa (20/12/16).
Turut hadir saat itu unsur Forkompimda Siak, Asisten III Jamaluddin, sejumlah pejabat dilingkungan pemkab Siak, Ketua Forikan Siak Rasidah Alfedri, ketua Bhayangkari Polres Siak serta jajarannya.
Dalam amanatnya Wabup mengatakan perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar dan memahami memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki.
Prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggung jawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki mulai dari lingkup keluarga, masyarakat bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perempuan dan laki-laki keduanya adalah “parthnership” sekaligus sumber daya insani yang menentukan keberhasilan pembangunan nasional.
Bertepatan dengan PHI ke-88 Tahun 2016 ini telah diusung tema: “Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang dan kesenjangan akses ekonomi terhadap perempuan”.
Untuk itu Wabup nerharap, peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016 ini dapat mendorong terciptanya kesetaraan perempuan dan laki-laki pada setiap aspek kehidupan baik di dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Pada kesempatan ini kita juga memperingati hari kesetiakawanan sosial (HKSN). “Saya mengajak kita semua agar peduli dan berbagi oleh, dari dan untuk masyarakat baik sendiri-sendiri maupun secara bersamaan berdasarkan nilai kemanusiaan, kebersamaan, kegotongroyongan dan kekeluargaan yang dilakukan secara terencana, terarah dan berkelanjutan menuju terwujudnya Indonesia Sejahtera (INDOTERA).
Peringatan HKSN diharapkan dapat menjadi “alat pengungkit” untuk menggerakkan kembali nilai-nilai kesetiakawanan sosial yang ada dimasyarakat, yang dilaksanakan ditingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota dengan berdasarkan pada tiga prinsip.
Yaitu Prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat, yang berarti bahwa kegiatan Peringatan HKSN memerlukan peran aktif seluruh unsur masyarakat, antara lain TNI dan Polri, organisasi sosial/lembaga swadaya masyarakat, unsur generasi muda, lembaga pendidikan.
Begitu juga dunia usaha, media massa, pemuka masyarakat dan agama, relawan sosial dan masyarakat secara umum yang didayagunakan untuk kepentingan masyarakat.
“Hari ini kita juga memperingati Hari Bela Negara, kesadaran bela negara penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan perilaku bangsa Indonesia. Sikap ini sebagai bentuk revolusi mental sekaligus untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman sekaligus untuk mewujudkan ketahanan nasional,” ujarnya.
Menurutnya, wujud hak warga negara dalam upaya pembelaan negara perlu difasilitasi pemerintah. “Kesadaran setiap warga negara yang diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara merupakan soft power bangsa,” jelasnya.
Kesadaran bela negara, kata dia, menjadi modal sosial bangsa untuk membangun diri menjadi bangsa yang maju, berkepribadian, dan berkebudayaan agar sejajar dengan negara maju.***(Rinto)