Miris…Siswa Sekolah Harus Meniti Jembatan Rusak di Hantui Arus Deras Sungai

Siswi Sekolah Harus meniti jembatan berangkat dan pulang sekolah(Okezone)

Singaraja(SegmenNews.com)- Ditengah-tengah program pemerintah memperbaiki kualitas sekolah, pemerintah juga harus memperhatikan insfranstruktur jalan menuju sekolah.

Masih banyak siswa dan siswi Sekolah Harus berjuang keras untuk mencapai sekolah, seperti yang dialami para siswa dam siswi maupun masyarakat Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali ini.

Mereka harus meniti jembatan rusak yang sangat miring terbuat dari kayu, bahkan mereka harus menguatkan hati, memberanikan diri dibawah ancaman arus deras sungai dibawahnya.

Masyarakat setempat berharap pemerintah daerah segera merealisasikan jembatan sementara untuk mempermudah anak-anak berangkat ke sekolah.

“Selama ini anak-anak kami berangkat ke sekolah dengan cara menerobos arus deras sungai. Kami menilai hal tersebut sangat membahayakan, utamanya pada saat musim hujan,” kata Putu Sadia (52) warga Dusun Sakti, Desa Lokapaksa, Minggu (15/1/2017), seperti dikutip Antara.

Ia mengatakan, pihaknya selalu khawatir melihat anak-anaknya menyeberangi sungai saat berangkat maupun pulang sekolah. Kekhawatiran bertambah ketika mereka (warga) tidak sempat melakukan pengawasan.

Sadia menceritakan, suatu saat ada seorang anak pernah terpeleset dan nyaris dibawa arus air ketika menyeberang. Beruntung, ada warga yang cepat memberikan pertolongan ketika itu.

Pihaknya pun menyayangkan minimnya perhatian dari pemerintah selama ini. Terlebih keadaan tersebut terjadi sejak puluhan tahun lalu. Sering dikunjugi pejabat namun tidak pernah ada hasil nyata.

“Kami sangat berharap instansi terkait segera mencarikan solusi sebelum jatuh korban akibat adanya pembiaran itu. Kami harapkan pula rencana adanya jembatan sementara agar segera terealisasi,” tutur dia.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD 5 Ringdikit, Nyoman Ariada juga berharap rencana pembuatan jembatan sementara segera terealisasi sehingga anak anak berangkat ke sekolah dengan suasana ceria.

Menurut dia, kondisi itu sudah berlangsung sejak tahun 1984 saat pertama SD tersebut berdiri. Pernah saat banjir camat beserta pejabat lainnya sempat dating, namun hingga saat ini belum terlihat ada upaya untuk mengatasi kondisi ini,” kata dia.

Ariada pun mengaku selalu khawatir utamanya setiap musim hujan, arus kadang sangat deras menyebabkan anak-anak harus sangat berhati-hati untuk menyeberangi sungai.

“Saya sendiri setiap hari khawatir melihat anak-anak menyebarang terutama saat hujan dan berharap tidak ada korban jatuh akibat kondisi yang memprihatinkan,” kata Ariada.***

Red: hasran
Source: okezone.com